Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan pembelian minyak impor melalui anak usaha PT Pertamina (Persero), Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dinilai tidak efisien.
Menurut Anggota VII BPK RI Bahrullah Akbar, hal itu disebabkan manajemennya yang dikelola tidak baik.
"Tidak well manage menggunakan Petral itu. Saya tidak bilang penyelewengan karena semua harus ada data," kata dia di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Meski tak menjawab secara detil apakah Petral rawan kecurangan, dia menegaskan Pertamina segera memperbaiki sistem perminyakan di Indonesia.
"Selama ini kurang efisien tidak well manage," tuturnya.
Di sisi lain, dia menerangkan, Indonesia mesti terlepas dari subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut Bahrullah, subsidi menyebakan disparitas harga yang berimbas pada maraknya penyelundupan.
Maka dari itu, subsidi BBM mesti segera dihilangkan. Subsidi bisa digunakan untuk membangun hal-hal yang lebih penting seperti infrastruktur.
"Perlahan-lahan keluar dari rezim subsidi. Ini kembali menata kelola minyak dan gas di Bumi Pertiwi," tandas dia. (Amd/Ndw)
Beli Minyak Lewat Petral Bikin Tak Efisien
Pembelian minyak melalui Petral dinilai tidak efisien.
diperbarui 24 Sep 2014, 14:39 WIBDiterbitkan 24 Sep 2014, 14:39 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
VIDEO: Kesal Tak Diberi Uang untuk Judi Online, Suami Tega Aniaya Istri
309 Ribu Orang Menyeberang ke Sumatera saat Libur Nataru 2024/2025
4 Tips Mudah dari Ustadz Adi Hidayat agar Sholat Subuh Tidak Kesiangan
6 Potret Kafe Bertema Hujan yang Turun Setiap 15 Menit, Sajikan Panorama Unik
Tradisi Raissa Ramadhani Sambut Tahun Baru, Bongkar Rencana Besar di 2025
Plt Kadis PUTR Toba Sofian Sitorus Diculik Usai Antar Anak Sekolah, 3 Terduga Pelaku Ditangkap
Bapak-bapak di China Rela Botak Demi Galang Dana untuk Anak Mereka yang Menderita Kanker
Ada Kebijakan Opsen Baru, Makassar Pede Raih PAD Rp 2 Triliun di 2025
VIDEO: Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Begini Tanggapan Jokowi
Meluncur April 2025, Ini Bocoran Harga Jaecoo J7 di Indonesia
Mengungkap Sejarah Perayaan Tahun Baru di Dunia, Tradisi Unik Sejak Zaman Kuno
Kaleidoskop 2024: PDNS 2 Kena Serang Ransomware, Layanan Publik Sempat Lumpuh