Liputan6.com, Jakarta - Upaya pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) untuk target pertumbuhan ekonomi yang mencapai 7 persen pada dinilai sulit tercapai. Hal ini lantaran banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah baru nanti.
"Seandainya ingin mencapai 7 persen, ini memerlukan perhatian sangat besar reformasi struktural," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardodjo di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2014).
Menurutnya, agar bisa melakukan reformasi struktural ini, banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintahan Jokowi, seperti menjaga inflasi tetap rendah dan menjaga transaksi berjalan agar tidak semakin defisit.
"Kalau kita lihat, transaksi berjalan 10 kuartal ke belakang selalu defisit. Selanjutnya bagaimana menjaga risiko utang luar negeri Indonesia," lanjutnya.
Bukan hanya itu, tantangan selanjutnya juga datang dari perekonomian global seperti rencana normalisasi atau pencabutan stimulus fiskal Amerika serta pelemahan ekonomi yang dialami oleh China.
"Pertumbuhan Indonesia cuma 5 persen dalam 10 tahun terakhir. Inflasi 10 tahun lalu 6 persen-8 persen. Sekarang sudah 4 persen-5 persen. Ini harus dijaga dan kita harapkan pertumbuhan 7 persen didukung pengelolaan transaksi berjalan sehingga defisit bisa 2 persen dan inflasi 3,5 persen," jelas dia.
Bila semua hal itu bisa diatasi pun, Agus memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen ini baru bisa tercapai pada akhir masa jabatan Jokowi sebagai presiden.
"Pertumbuhan 7 persen itu pun baru tahun 2018-2019. Itu kita baru kita bisa capai pertumbuhan ekonomi 7 persen. Itu karena akan sangat berat," katanya.
Oleh karena itu, pemerintahan Jokowi harus benar-benar berkomitmen untuk melanjutkan reformasi struktural secara ketat.
"Kalau reformasi strukturalnya mau dilaksanakan dengan komitmen besar dan juga memperbaiki suply side dari ekonomi, itu bisa. Tapi memerlukan kerja yang keras sekali," tandasnya. (Dny/Ndw)
Ekonomi RI Baru Tumbuh 7% di Akhir Jabatan Jokowi
Target pertumbuhan ekonomi Indonesia 7 persen yang ditetapkan pemerintahan Jokowi dinilai sulit tercapai.
diperbarui 01 Okt 2014, 20:34 WIBDiterbitkan 01 Okt 2014, 20:34 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Rekomendasi Tempat Berburu 'Sunrise' di Sumatera Barat
Eks Penyidik KPK Ungkap Aksi Firli Bahuri Halangi Penggeledahan Kantor PDIP
Pemilik Manchester United Susun Rencana Ekstrem di Bursa Transfer Musim Panas 2025: Semua Pemain Dijual
Pengalaman Pijat ala Bali di Swiss, Harganya Bikin Syok
Fakta-Fakta Icarus, Bintang Paling Jauh yang Ditemukan
3 Peristiwa Besar Isyarat Kedatangan Dajjal Jelang Kiamat, Sudahkah Terjadi?
Menelusuri Keindahan Pantai Bama, Wisata Alam di Taman Nasional Baluran
Belasan Anggota Kena Sanksi di Kasus DWP, Kapolri: Komitmen Bersih-Bersih Polri
Imlek 2025, Panduan Warna dan Aksesori Pembawa Hoki di Tahun Ular Kayu
Apakah Dzikir Bilangannya Harus Banyak? Simak Penjelasan UAH
Mark Zuckerberg Umumkan Kebijakan Kontroversial untuk Facebook, Jam Tangan Mewah Rp14,5 Miliar Bikin Salfok
5 Hal Menarik di Rumah Budaya Kratonan