Cerita Adik Ahok Perangi Kemiskinan di Negeri Laskar Pelangi

Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahaja Purnama berharap investasi bertambah di semua sektor untuk kurangi kemiskinan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Nov 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2014, 08:00 WIB
Adik Ahok Tolak Beri Ucapan Selamat
Menurut Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahaja Purnama yang juga adik Ahok, saat ini sang kakak saatnya bekerja keras benahi Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi disambut baik Bupati Belitung Timur, Basuri Tjahaja Purnama. Adik dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) itu yakin jumlah penduduk miskin di wilayahnya tak akan melonjak karena ada suntikkan program bantuan sosial.

Basuri mengatakan, pemerintah daerah (pemda) atau pemerintah pusat (pempus) tak perlu mensubsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk warga Belitung Timur yang sebagian besar bermata pencaharian nelayan.

"Nelayan saya menghabiskan uangnya untuk merokok lebih dari Rp 500 ribu sebulan. Nggak perlu dikasih subsidi lagi, karena terlalu konsumtif," papar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Kamis (20/11/2014).

Ia menambahkan, Pemda enggan memberi peluang lebih besar kepada warga Belitung Timur untuk merusak kesehatan dengan merokok. Basuri menyatakan, sistem subsidi selama ini menyebabkan kekacauan sehingga menyebabkan rakyat malas bekerja keras.

"Penyaluran subsidi di daerah cuma membuat warga nongkrong dan memilih menjadi pemain minyak, dapat duit daripada susah payah menerjang badai melaut. Bikin rakyat saya malas, kerena mending pura-pura jalanin kapal lalu BBM-nya dijual," tegas dia.

Lebih baik, saran Basuri, subsidi BBM dialihkan ke transportasi publik supaya warga bisa menikmatinya dengan tarif murah. Selain itu, memberikan pupuk, bibit tanaman.

"Subsidi dialihkan untuk membebaskan impor komponen mesin kapal nol persen, menurunkan tarif transportasi umum seperti truk, angkutan supaya harga pangan dan harga barang nggak mahal," harap dia.

Pemda Belitung Timur, lanjutnya, memperkuat ekonomi desa melalui kepemilikan kebun plasma sawit sehingga saat panen, petani memperoleh keuntungan. Skema kepemilikan kebun plasma ini tidak boleh dijual karena bisa diwariskan ke anak cucu.

"Kami juga bangun sumber daya manusia dengan membuka SMK Kelautan dan Perikanan gratis, tidur gratis, makan gratis, 3 tahun lulus dan bisa jadi bos. Ini pertama di Indonesia," ujar Basuri.

Program bantuan sosial ini, diakui Basuri sudah berlangsung sejak lama sebelum ada kenaikan harga BBM subsidi. Sehingga dia tidak membutuhkan kartu sakti yang dibagikan oleh Presiden Jokowi sebagai bantalan harga BBM naik.

Sebut saja program keluarga pelangi, BLT Rp 250 ribu per bulan, sekolah dan pengobatan gratis sampai ke Jakarta. BLT disalurkan untuk fakir miskin, yatim piatu, janda miskin dan lansia miskin.

"Nggak usah pakai kartu, cukup pakai KTP Belitung Timur saja. Kita sudah jalankan program-program itu, bahkan sampai veteran dan TPA saja kita kasih bantuan karena nggak boleh ada anak bangsa ini mati kelaparan dan punya rumah jelek," terang dia.

Basuri mengklaim dengan program bantuan tersebut, tingkat kemiskinan di Belitung Timur menyusut dari 7,4 persen di 2012 menjadi 6,9 persen di 2013. Diharapkan tingkat kemiskinan terus menurun dengan penciptaan lapangan kerja melalui investasi.

"Bersyukur, kami sudah dapat komitmen dari investor Jepang yang akan membangun 250 kamar penginapan di Desember ini. Sektor wisata, kelautan, perikanan kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan terpadu, teknologi adalah mimpi besar kami," imbuh dia. (Fik/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya