Liputan6.com, Hong Kong - Standard Chartered Bank dikabarkan menutup seluruh bisnis sekuritasnya di dunia. Bank tersebut saat ini memang tengah berjuang mengatasi angka pinjaman yang terus meningkat.
Mengutip laman Reuters, Kamis (8/1/2015), Standard Chartered akan menutup usaha jual beli saham, riset ekuitas, dan bisnis daftar saham di seluruh dunia. Salah satu petinggi bank yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, penutupan bisnis sekuritas tersebut berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada lebih dari 200 karyawan.
Baca Juga
"Kami akan melepas bisnis ini. Langkah tersebut akan berdampak pada sekitar 200 pegawai terutama yang berada di Hong Kong, Indonesia, Korea, India dan Singapura," ungkap juru bicara Standard Chartered di Singapura.
Advertisement
Sejauh ini, hanya sedikit pegawai bisnis sekuritas Standard Chartered yang bekerja di Inggris dan AS. Standard Chartered dikatakan tidak banyak menghasilkan uang dalam dua tahun terakhir.
Bank tersebut juga telah gagal menjadi salah satu dari 10 bank terbaik di dunia berdasarkan survei Greenwich Associates pada 2013. Lembaga perbankan yang fokus di Asia tersebut akan menjadi salah satu bank global pertama yang secara total keluar dari bisnis pasar modal.
Sementara itu, pihak manajemen Standard Chartered yang berbasis di London mengatakan langkah tersebut bertujuan memangkas biaya hingga lebih dari US$ 400 juta. Hal tersebut sangat berguna di tengah penurunan laba yang terjadi pada bisnis Standard Chartered. (Sis/Ahm)