Brantas Abripraya Berencana Bangun Pabrik di Sadang

saat ini Brantas Abipraya telah memiliki tiga pabrik, antara lain di wilayah Sunter, Porong, dan Padang.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Mar 2015, 14:25 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2015, 14:25 WIB
Ilustrasi Proyek Konstruksi
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Brantas Abipraya,  perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi, akan membangun pabrik beton di kawasan Sadang, Jawa Barat. Untuk membiayai pembangunan tersebut, perseroan menerbitkan obligasi dengan nilai Rp 300 miliar.

Direktur Utama Brantas Abipraya, Bambang E Marsono mengatakan, perseroan telah melakukan pembebasan lahan di daerah Sadang, Jawa Barat dengan luas mencapai 10 kehtare (ha). Pembebasan lahan tersebut menggunakan dana internal. Sedangkan untuk pembangunan gedung dan lainnya, Brantas Abipraya akan menggunakan dana dair penerbitan obligasi.

Dalam hitungan perusahaan, biaya investasi untuk pembangunan tersebut mencapai Rp 100 miliar. Namun, dana tersebut hanya untuk investasi awal saja, sedangkan untuk pengembangan lanjutan membutukan dana yang hampir sama yaitu Rp 100 miliar.  "Untuk kapasitas pabrik, nanti saya cek saya tidak hafal," jelasnya di Jakarta, Selasa (3/3/2015).

Saat ini, perseroan telah memiliki tiga pabrik yang tersebar. Pabrik pertama ada di daerah Sunter, Jakarta, pabrik kedua di daerah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur dan pabrik ketiga di daerah Padang, Sumatera Barat. Rencanya, jika pabrik yang akan dibangun di daerah Sadang telah beroperasi, maka perseroan akan menutup pabrik yang ada di daerah Sunter.

"Sekarang terbesar di Sunter, tahun ini ke Sadang. Wilayah Sunter saat ini sudah terlalu mewah, nanti kami akan gunakan untuk membangun properti saja," tandas dia.

Sebagai informasi, Brantas Abipraya akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai Rp 300 miliar. Bunga obligasi yang ditawarkan sekitar 10,75 persen hingga 12 persen.

Dana hasil penawaran umum ini akan digunakan untuk tambahan setoran modal kepada entitas anak usaha sebesar 50 persen. Kemudian untuk pembangunan pabrik beton pra cetak sebesar 33, 33 persen, dana sisanya sebesar 16,67 persen untuk refinancing. "Prospek pembangunan infrastruktur sangat besar dari saat ini paling tidak sampai 2019," kata Bambang.

Dalam penerbitan obligasi ini, perseroan menunjuk PT Bahana Securities sebagai penjamin pelaksana emisi. Perusahaan konstruksi pelat merah ini menerbitkan obligasi tanpa warkat dengan jangka waktu tiga tahun sejak tanggal emisi dengan jaminan berupa piutang performing. (Amd/Gdn)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya