Gubernur Jambi Keluhkan Minimnya Pasokan Elpiji 3 Kg

Sejak program konversi minyak tanah ke elpiji diluncurkan pada 2007 kebutuhan elpiji 3 kg di wilayahnya meningkat 36 persen setiap tahun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Apr 2015, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2015, 19:00 WIB
Elpiji 3 Kg Mulai Langka
Seorang pekerja tampak sedang memeriksa tabung gas elpiji, Jakarta, Sabtu (28/2/2015). Kelangkaan gas 3 kg di beberapa daerah terjadi nyaris bersamaan dengan kenaikan harga beras. (Liputan6.com/Yoppi Renato)

Liputan6.com, Jambi - Gubernur Hasan Basri Agus menyatakan Provinsi Jambi kekurangan pasokan elpiji 3 kilogram (kg). Hal tersebut imbas dari tingginya pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan permintaan sumber energi rumah tangga ini.

Hasan mengatakan, sejak program konversi minyak tanah ke elpiji diluncurkan pada 2007 kebutuhan elpiji 3 kg di wilayahnya meningkat 36 persen setiap tahun.

"Kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji dimulai 2007, konsumsi elpiji 3 kg di Jambi untuk rumah tangga usaha mikro tumbuh 36 persen setiap tahun," kata dia di Jambi, Sabtu (25/4/2015).

Adapun saat ini realisasi konsumsi elpiji 3 kg di Jambi mencapai 1,4  juta tabung. Sementara ketersedian hanya 682 ribu tabung

Kekurangan pasokan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jambi yang melesat. Pada 2014 pertumbuhan ekonomi Jambi mencapai 7,9 persen. Pertumbuhan ekonomi Jambi tertinggi keempat di Indonesia pada tahun lalu.

Namun kini, Hasan mengaku senang karena keterbatasan pasokan elpiji tersebut dapat dipenuhi dengan adanya pembangunan infrastruktur gas kota. Kini,  4.000 rumah tangga di Jambi akan teraliri gas rumah tangga secara bertahap.

"Tambahan infrastruktur dapat memenuhi kebutuhan energi mendorong pertumbuhan ekonomi pembangunan jarigan gas rumah tangga, mengurangi subsidi, percepatan penggunaan minyak," pungkasnya.(Pew/Nrm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya