Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka melemah di awal pekan terkena sentimen penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap euro. Ditambah fokus investor terhadap negosiasi antara Yunani dan kreditur internasional.
Harga emas untuk pengiriman Juni di divisi COMEX turun US$ 5,9 atau 0,5 persen menjadi US$ 1.183 per ounce setelah diperdagangkan di level terendah US$ 1.178. Sedangkan harga perak melemah 0,9 persen ke level US$ 16.314 per ounce.
Baca Juga
"Harga emas mengikuti pergerakan mata uang Euro yang berbalik terhadap dolar AS," kata Adrian Ash, Kepala Riset BullionVault, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (12/5/20150.
Advertisement
Ash menambahkan, selain kekacauan Yunani, revisi pertumbuhan zona euro juga mempengaruhi harga emas. Ditambah fokus perhatian investor untuk pernyataan soal anggaran AS dan data industri pada Jumat pekan ini.
Indeks dolar AS sedikit lebih tinggi terhadap euro dan mata uang utama lainnya. Indeks dolar naik 0,04 persen terhadap enam mata uang utama. Kepala Riset Secular Investor, Taki Tsaklanos menuturkan, investor memilih pegang dolar AS mendorong harga emas tertekan.
Investor juga mencermati perkembangan penyelesaian utang Yunani. Pemerintah Yunani dijadwalkan membayar utang sekitar 750 juta euro kepada Dana Moneter Internasional (IMP) pada Selasa pekan ini. "Tapi tampaknya tidak jelas apakah Yunani akan mampu melakukannya," kata Tsaklanos.
Dalam riset Barclays juga memperkirakan, harga emas masih rendah ke depan. Hal itu juga ditunjukkan dari kepemilikan emas turun sekitar 10,75 metrik ton di bursa berjangka pada pekan lalu.
Tak hanya itu, harga logam juga terpukul seiring bank sentral China memangkas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sentimen itu membuat harga tembaga turun 0,6 persen menjadi US$ 2.903 per pound. Lalu harga platinum melemah 1,4 persen menjadi US$ 1.127,30 per ounce.