Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) selama ini mengandalkan lini usaha jasa gadai emas dengan dominasi 95 persen dari total barang jaminan. Tak heran bila Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sanggup melayani gadai sampai miliaran rupiah.
Direktur Bisnis II Pegadaian, Dijono mengungkapkan, barang jaminan yang kerap digadai dan ditebus adalah emas perhiasan maupun logam mulia. Porsi gadai emas paling besar 95 persen, sedangkan sisanya 5 persen barang gudang lain, seperti mobil dan sebagainya.
Baca Juga
"Nilai barang gadaian yang paling mahal atau tinggi juga emas. Kami pernah melayani nasabah yang menggadai 4 kilogram (kg) emas senilai Rp 1,5 miliar," ucap dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (17/5/2015).
Advertisement
Kata Dijono, perseroan sangat kuat dari sisi permodalan. Perusahaan pelat merah tersebut akan melayani berapapun nilai gadai dari nasabah asalkan sesuai dengan kenaikan taksiran dan uang pinjaman.
Dia menjelaskan, Pegadaian membukukan nilai penjualan emas sekira Rp 700 miliar dengan volume 1,4 ton emas sepanjang Januari-Maret 2015. Sementara realisasi gadai emas pada tiga bulan pertama ini mencapai sekira Rp 240 miliar sampai Rp 250 miliar dengan volume setengah ton emas.
"Target kami sampai dengan akhir tahun mampu mencetak penjualan emas 2,5 ton sampai 3 ton emas. Jumlah ini tidak banyak bergerak dari realisasi tahun lalu karena kami melihat potensi pasar dan animo masyarakat," sebut Dijono.
Mengenai harga emas tahun ini, dia memperkirakan cenderung stagnan. Harga emas di pasar spot, sambung Dijono, turun saat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang di dunia.
"Harga emas perseroan Rp 469 ribu per gram, atau lebih rendah dibandingkan yang lain Rp 510 ribu per gram. Jadi harga emas cenderung tetap," pungkas Dijono. (Fik/Ahm)