Hadapi Lebaran, Jokowi Bakal Pimpin Tim Pengendali Inflasi

Pengendalian inflasi menjadi salah satu poin penting demi menjaga daya beli masyarakat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Mei 2015, 18:29 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2015, 18:29 WIB
Jokowi Gelar Rapat Persiapan Lebaran
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (25/5/2015). Rapat terbatas tersebut membahas antara lain persiapan lebaran, infrastruktur, pertanian, pariwisata, dan sektor perikanan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk menjaga target inflasi di kisaran 4 persen sepanjang 2015 ini. Pihak BI pun menyadari, untuk bisa mencapai hal tersebut bukan perkara gampang, melihat pengalaman tahun-tahun sebelumnya inflasi bakal tinggi ketika Ramadan.

Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs mengatakan, untuk menekan inflasi saat Lebaran, Bank Indonesia akan memaksimalkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Dalam menjalankan tim, BI akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah.

"Komunikasi dengan pemerintah kami lakukan terus. Ada TPID, akhir bulan ini kami akan ada rapat koordinasi (rakor) TPID secara nasional yang dipimpin langsung oleh presiden. Nanti biasanya presiden hanya membuka, kali ini presiden akan pimpin sendiri rakor TPID BI dengan gubernur dan bupati supaya inflasi bisa dikendalikan baik," kata dia di Jakarta, Senin (25/5/2015).

Peter melanjutkan, ancaman tingginya inflasi selama ini selalu dibayang-bayangi oleh dua risiko utama. Pertama risiko nilai tukar rupiah serta risiko kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan berdampak kepada barang-barang lainnya.

"Selebihnya mungkin risiko-risiko dari pola distribusi misalnya gagal panen atau El Nino, atau ada situasi-situasi yang sebabkan distribusi barang berkurang," ujarnya.

BI optimistis tidak ada kenaikan harga yang signifikan saat Ramadan. Dia menegaskan, koordinasi dengan pemerintah telah terjalin dengan baik. "Karena kami sudah koordinasikan supply dan demand dijaga dengan baik. Tiap Lebaran kami lakukan ini jadi harusnya tiap lebaran kami jaga supply dan kami jaga supaya tidak ada permainan-permainan harga," tutup Peter.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa rakor tersebut bakal membahas mengenai peningkatan peran pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi.

"Jadi sebagaimana kita jalankan selama 6 tahun terakhir, di Indonesia ada rakornas tingkat tertinggi membahas tentang inflasi. Kita menyambut baik, Bapak Presiden menyampaikan kesediaannya untuk memimpin sendiri," kata Agus

Agus menambahkan, apa yang dilakukan ini untuk mencapai target inflasi 4 persen pada tahun ini. Lalu target inflasi mencapai 3,5 persen pada 2018. Rakor ini akan diikuti setidaknya 400-an Gubernur, Walikota, Bupati dan melibatkan 10 Kementerian.

Agus mengatakan, pengendalian inflasi menjadi salah satu poin penting demi menjaga daya beli masyarakat. Hal itu akan berpengaruh untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia secara langsung.

"Inflasi ini memang harus dikendalikan, karena kita sama-sama tahu inflasi itu adalah membuat rakyat penghasilannya digerogoti. Dengan kenaikan harga akan membuat penghasilan rakyat turun," kata Agus.

Inflasi ini juga mempengaruhi daya saing Indonesia mengingat saat ini secara rata-rata masih di atas 5 persen. Dengan angka tersebut jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asean, inflasi Indonesia cukup tinggi.

Beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Filipina selama puluhan tahun mampu mempertahankan inflasi di bawah 5 persen. Hal itu yang saat ini sedang diupayakan oleh pemerintah. (Amd/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya