Potensi Ekonomi Maritim RI Diprediksi Lebih Besar dari PDB

Potensi itu tercermin pada luas laut yang mencapai 5,9 juta kilometer (km) dengan panjang pantai 95.181 km jumlah pulau 17.504 pulau.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Mei 2015, 10:16 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2015, 10:16 WIB
Pelabuhan sebagai pendukung utama poros maritim
Pelabuhan sebagai pendukung utama poros maritim. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyebut nilai ekonomi sektor maritim di Indonesia diprediksi dapat lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini.

Potensi itu tercermin pada luas laut yang mencapai 5,9 juta kilometer (km) dengan panjang pantai 95.181 km, jumlah pulau 17.504 pulau dengan keunggulan geo-fisik, geo-ekonomi, geo-politik, dan geo-kultural.

Adapun PDB nasional berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diukur berdasarkan atas harga dasar yang berlaku mencapai Rp 10.542,7 triliun, sementara PDB per kapita mencapai Rp 41,8 juta atau 3.631,5 dolar AS di 2014.

Namun, tanpa menyebutkan detail prediksi nilai ekonomi sektor maritim, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, pemanfaatan potensi tersebut masih relatif terbatas ditunjukkan ekspor ikan dan hasil laut yang masih rendah dan industri berbasis maritim yang belum optimal.

"Selain itu, laut sering dipandang sebagai pemisah dan belum menjadi sumber pendapatan yang optimal bagi masyarakat," kata dia dalam keterangannya, seperti dikutip Selasa (26/5/2015).

Padahal, dia mengatakan, pengembangan ekonomi berbasis maritim tidak hanya akan berdampak dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Peningkatan konektivitas, misalnya, selain mendorong kelancaran distribusi barang dan jasa yang positif bagi pertumbuhan ekonomi juga akan mendukung terjaganya stabilitas harga.

Hal ini akan mengurangi ketimpangan ekonomi antardaerah dengan manfaat utama diperoleh Kawasan Timur Indonesia.

Pengembangan ekonomi berbasis maritim memerlukan strategi yang komprehensif dan terfokus. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing, memperkuat daya dukung (enabler) dan meningkatkan kesejahteraan.

Sementara itu, fokus pembangunan maritim diarahkan pada 4 hal, yaitu penguatan kedaulatan maritim, pengelolaan sumberdaya alam secara mandiri dan berkelanjutan, pengembangan infrastruktur secara mandiri dan terpadu, serta Pengembangan SDM, Iptek dan budaya maritim.

Dia mengatakan, pengembangan ekonomi berbasis maritim merupakan langkah tepat dalam menghadapi tantangan perekonomian yang semakin berat.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kecenderungan yang melambat dalam beberapa tahun terakhir dan tercatat 4,7% pada triwulan I 2015.

Perlambatan ini dipengaruhi oleh dinamika eksternal terkait pemulihan ekonomi global yang berlangsung dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan harapan dan tidak merata serta harga komoditas yang terus menurun. Di sisi domestik, perekonomian juga menghadapi sejumlah permasalahan struktural di sektor riil.

Menghadapi kondisi tersebut, upaya untuk mengembangkan ekonomi berbasis maritim merupakan suatu terobosan yang tepat untuk memperkuat struktur ekonomi sekaligus menjadi pendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.

Namun, diperlukan sinergi kebijakan untuk mempercepat pengembangan ekonomi berbasis maritim sehingga perekonomian dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan inklusif.

Indonesia memiliki potensi maritim yang sangat besar untuk dijadikan pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan inklusif.(Nrm/Igw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya