Harga Emas Terdongkrak Utang Yunani dan Pelemahan Dolar

Emas juga dibantu pelemahan dolar AS, yang jatuh sebanyak 0,9 persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Jun 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2015, 06:00 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada perdagangan Kamis (11/6/2015) ini, didukung melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran atas krisis utang Yunani.

Harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus ditutup naik US$ 9 menjadi US$ 1.186,60 per ounce. "Ketidakpastian soal utang Yunani dan melemahnya dolar membantu (harga emas) hari ini, ada dukungan harga mencapai US$ 1.180," ujar Bernard Sin, Wakil Presiden MKS SA, melansir laman Reuters.

Masalah utang Yunani dengan kreditor mempengaruhi harga emas dunia. Di mana, dikabarkan jika kreditor internasional telah gagal untuk menanggapi usulan terbaru tentang kesepakatan utang Yunani. Akibatnya, investor menumpuk taruhan mereka untuk pembelian emas.

"Kita bergerak lebih dekat dan lebih dekat, ketidakadanya kesepakatan untuk Yunani," kata Kepala Analis AvaTrade Naeem Aslam.

Emas juga dibantu pelemahan dolar AS, yang jatuh sebanyak 0,9 persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya.

Namun di sisi lain, pemberian imbal hasil US Treasury notes 10-tahun, bisa mendorong harga emas di bawah US$ 1.200.

Sebab emas yang tidak membayar bunga, sementara terjadi kenaikan pendapatan dari obligasi AS dan pasar lainnya dipandang sebagai hal negatif untuk logam mulia ini.

Rilis data ekonomi AS yang kuat, termasuk laporan peningkatan yang solid dalam pekerjaan, dan komentar terbaru dari para pejabat Federal Reserve menunjukkan kenaikan suku bunga kemungkinan berlangsung akhir tahun ini, telah mendorong emas ke level terendah sejak 19 Maret di posisi US$ 1.162,35 per ounce. Suku bunga AS yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya bagi pemegang emas dalam mata uang dolar.

Pedagang saat ini sedang menunggu rilis data penjualan ritel AS yang akan menjadi petunjuk lebih lanjut tentang kekuatan ekonomi dan yang akan mempengaruhi kebijakan moneter The Fed.(Nrm/Igw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya