Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang memetakan wilayah yang memiliki potensi energi angin untuk disulap sebagai listrik. Langkah itu dilakukan juga untuk menarik investor sehingga mengetahui wilayah dan besaran potensi energi angin Indonesia.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Maritje Hutapea mengatakan, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman sumber energi salah satunya angin.
Baca Juga
"Energi angin Indonesia besar," kata Kata Maritje, di Kantor Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/6/2015).
Advertisement
Maritje mengatakan, Ditjen EBTK Kementerian ESDM sedang melakukan pemetaan energi angin (wind maping) untuk mengetahui wilayah dan besaran potensi energi angin Indonesia. "Kami sudah kerjakan wind maping pemetaan potensi angin. Kami melakukan analisa detail ke beberapa lokasi," tutur Maritje.
Maritje menuturkan, pemerintah berkomitmen dalam mengembangkan energi tersebut. Untuk menarik investor menanamkan modalnya dalam membangun Pembangkit Listrik Tenga Bayu (PLTB), sedang dilakukan penyusunan tarif yang sesuai dengan keekonomian.
"Kami sangat komitmen kembangkan ini, dalam rangka meningkatkan minta investor. Kami susun feed in tarif akhir Juli mudah-mudahan selesai," kata Maritje.
Untuk diketahui, pemerintah terus menggenjot pengembangan energi baru terbarukan sebagai alternatif pengganti energi fosil yang keberadaannya semakin menipis.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan, untuk pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE), dibutuhkan investasi hijau (green invesment) di bidang energi.
"Untuk pengembangan program energi terbarukan diperlukan anggaran yang besar, yaitu 10 kali lebih besar dari APBN-P 2015 hanya Rp 1,03 triliun," ujar Sudirman.
Dia menjelaskan, Indonesia sebenarnya memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang sangat besar. Data Kementerian ESDM, menyebut potensi energi hidro yang teridentifikasi sebesar 75 gigawatt (GW), potensi surya sebesar 112 GW, bahan bakar nabati (biofuel) mencapai 32 GW, angin 0,95 GW, biomassa 32 GW, panas bumi 28,8 GW, dan laut 60 GW.
Selain itu, Sudirman juga menegaskan pemerintah telah mewajibkan campuran 15 persen bahan bakar nabati (biodiesel) yang berbasis minyak sawit (CPO) untuk dicampurkan dalam solar. (Pew/Ahm)