Hadapi Krisis, Bank Mandiri Lakukan Uji Ketahanan Tiap 6 Bulan

Dengan ekonomi yang lebih baik dibandingkan saat krisis pada 2008, Bank Mandiri masih tetap optimistis sektor perbankan tumbuh positif.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Jun 2015, 16:27 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2015, 16:27 WIB
Bank Mandiri
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa pihaknya sebenarnya telah memperkirakan pelemahan rupiah seperti yang terjadi saat ini. Untuk mengantisipasi pelemahan tersebut, Bank Mandiri secara rutin melakukan uji ketahanan atau stress test.

Budi menjelaskan, dari stress test yang rutin dilakukan tersebut, Bank Mandiri menjadi lebih berhati-hati dan telah menyiapkan antisipasi jika nilai tukar rupiah terus merosot.

"Sejak 2012, kami sudah baca bahwa pelemahan rupiah akan terjadi. Jadi kita secara rutin 6 bulan sekali melakukan stress test. Stress test yang kita lakukan sampai pada kurs rupiah yang lebih tinggi dari ini pun kondisi Bank Mandiri masih aman," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Selasa (23/6/2015).

Budi menuturkan, jika melihat kondisi pelemahan rupiah seperti saat ini, ada dua hal yang perlu harus dijaga. Pertama, yaitu likuditas valuta asing dan beruntungnya, kondisi Indonesia dan dunia saat ini jauh berbeda dengan krisis 2008 di mana likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) cukup banyak.

"Sejak krisis 2008, The Fed lakukan quantitative easing, itu banyak sekali pasokan dolar AS di dunia, termasuk di Indonesia. Jadi isu yang pertama sudah bisa kita atasi," kata dia.

Sedangkan hal kedua yang harus dijaga yaitu kualitas kredit dalam mata uang dolar AS. Hal ini penting mengingat kebanyakan perusahaan yang menjadi nasabah di perbankan Indonesia memiliki pendapatan dalam rupiah, bukan dalam dolar AS.

"Kalau nasabahnya penghasilanya rupiah, dia harus bayar lebih tinggi lagi. Nah khusus untuk Bank Mandiri kami merasa beruntung karena sejak krisis 2008 kami belajar kalau memberi kredit dolar AS hanya kepada perusahaan-perusahaan yang memilik income dolar AS. Sehingga tidak ada masalah mengenai kenaikan atau perubahan kurs," jelasnya.

Dengan ekonomi saat ini yang jauh lebih baik dibandingkan saat krisis pada 2008 lalu, dia masih tetap optimistis sektor perbankan masih bisa tumbuh lebih baik.

"Karena kondisi sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan 2008. Jadi saya tidak khawatir, rasa optimistis saya masih tinggi bahwa Bank Mandiri dan perbankan nasional masih kuat untuk menghadapi ini," tandasnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya