Presiden Jokowi Akan Resmikan Pembangkit Panas Bumi Kamojang V

Saat ini produksi listrik panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencapai 402 MW.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jul 2015, 07:19 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2015, 07:19 WIB
Panas Bumi merupakan salah satu energi baru terbarukan.
Panas Bumi merupakan salah satu energi baru terbarukan.

Liputan6.com, Jakarta - Kapasitas pasokan listrik di Indonesia khususnya untuk wilayah Jawa dan Bali akan bertambah dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang unit 5, Jawa Barat, yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Minggu (5/7/2015). Pembangkit listrik Kamojang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina (Persero).

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, nilai investasi yang dikeluarkan oleh Pertamina untuk membangun PLTP Kamojang Unit 5 mencapai US$ 104 juta atau kurang lebih Rp 1,37 triliun (Estimasi kurs: Rp 13.200 per dolar AS). Kapasitas produksi listrik yang bisa dihasilkan oleh PLTP Kamojang mencapai 35 MW.

Wianda menambahkan, PLTP tersebut telah beroperasi secara komersial dengan mengalirkan listrik kepada PT PLN (Persero) pada 29 Juni 2015 pukul 00.00 WIB. "Hal ini menjadi prestasi bagi Pertamina dan PGE karena sukses melakukan COD lebih cepat dua bulan dari kontrak," kata Wianda, Minggu (5/7/2015).

Dalam membangun PLTP Kamojang, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) tidak sendirian. Anak perusahaan Pertamina yang membidangi usaha panas bumi ini telah menggandeng konsorsium PT Rekayasa Industri dan Sumitomo sebagai pelaksana Engineering Procurement and Construction (EPC) sejak September 2013.

Proyek PLTP Kamojang menjadi salah satu dasar penting bagi Pertamina untuk masuk ke era bisnis total program panas bumi, di mana Pertamina menggarap panas bumi dari uap hingga menjadi listrik untuk selanjutnya dialirkan kepada PT PLN (Persero). "Dengan demikian diharapkan pengembangan panas bumi ke depan akan bisa berjalan dengan lebih cepat lagi,” jelas Wianda.

Pertamina Geothermal Energy menargetkan bisa memproduksi listrik dari panas bumi sebesar 2.300 MW hingga 2025 sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap upaya pemenuhan energi nasional berbasis energi baru dan terbarukan.

Saat ini produksi listrik panas bumi perseroan mencapai 402 MW. Beberapa proyek dengan total kapasitas 655 MW sedang digarap perusahaan, sementara 1.210 MW proyek-proyek baru tengah dipersiapkan untuk dilaksanakan.

Indonesia merupakan negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia yaitu 29 ribu MW atau sekitar 40 persen dari total potensi panas bumi di dunia. Pemanfaatan panas bumi menjadi listrik dapat membantu program pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya