Liputan6.com, Klaten - Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan panen perdana Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) padi di Desa Tumpuan, Kecamatan Karang Dowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Lahan padi yang dipanen ini merupakan lahan kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Kelompok Tani Dadi Mulyo.
Amran mengatakan hasil panen para petani di desa tersebut sebagian akan diserap oleh Perum Bulog untuk stok beras BUMN tersebut dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nasional.
"Ini panen perdana, kita mulai hari ini. Harapannya Insya Allah ada Bulog untuk menyerap," ujarnya di Klaten, Jawa Tengah (Senin (27/7/2015).
Dia menjelaskan, secara total luas lahan panen untuk wilayah Jawa Tengah mencapai 500 ribu hektar (ha). Jika pada 1 ha mampu memproduksi 6 juta ton padi, maka hasil panen bisa mencapai 3 juta ton gabah kering giling (GKG).
"Total luas panen di Jawa Tengah sebesar 500 ribu hektare (ha). Dari Juli, Agustus, September (masa panen)Â kalau hasilnya 6 ton per ha maka bisa menghasilkan 3 juta ton," lanjut dia.
Baca Juga
Advertisement
Dari jumlah produksi tersebut, Bulog diharapkan mampu menyerap padi petani sebesar 500 ribu ton melalui anggaran penyertaan modal negara (PMN) yang didapatkan oleh perusahaan plat merah tersebut.
"Harapan kami minimal 500 ribu ton, dan dana sudah siap. Baru saja Pak Presiden tanda tangani penyertaan modal negara sebesar Rp 3 triliun. Bahu membahu kita serap hari ini, dana sudah siap," tandasnya.
Sekedar informasi, Perum Bulog akan menyerap hasil produksi padi petani dalam tiga jenis, yaitu dalam bentuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per kg, dan beras sebesar Rp 7.300 per kg. (Dny/Ndw)