Masyarakat Mengeluh Beli Pulsa Listrik Tak Sesuai Nilai Nominal

Setelah sekian lama berlangsung, ternyata pengubahan sistem pembelian listrik masih menimbulkan pertanyaan di masyarakat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Jul 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2015, 09:00 WIB
20150729-Listrik-PLN
Listrik PLN. (Agus Trimukti/Humas PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) telah mengubah cara pembayaran lisrik selama beberapa tahun, dari sistem pascabayar menjadi prabayar. Namun setelah sekian lama berlangsung, ternyata perubahan sistem ini masih menimbulkan pertanyaan di masyarakat.

Salah satunya tentang besaran listrik yang didapat tak sesuai dengan nominal saat pembelian pulsa listrik. Seperti diungkapkan, seorang ibu rumah tangga Sri Hartini (47) yang mengatakan, saat membeli pulsa atau token listrik senilai Rp 100 ribu, ternyata hanya mendapatkan nominal Rp 73 ribu.

"Tidak cocok dengan isinya (nominal yang didapat)," kata Sri, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Pelanggan R1 daya 1300 Volt Ampere (VA) tersebut mengaku tidak mengetahui penyebab potongan tersebut. Pasalnya, tidak ada informasi yang didapat. Awalnya ia mengira pulsa listrik seperti pulsa telepon nominal yang didapat sama dengan besaran yang dibeli. "Nggak tahu, saya kira awalnya sama seperti nomor telepon," ungkapnya.

Mantan Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Rizal Ramli pun ikut angkat bicara soal ini. Menurut dia, potongan tersebut tidak boleh dilakukan, karena mengindikasikan ada praktik mafia dalam penerapan tarif listrik prabayar.

"Pulsa habis, nggak kaya pulsa telepon. Beli pulsa Rp 100 ribu, dapatnya Rp 73 ribu, sisanya mafia yang makan. Pemerintah, jangan main paksa ada yang proyek," pungkasnya. (Pew/Nrm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya