Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah merosot selama enam minggu berturut-turut karena meningkatnya stok bensin menjelang akhir musim panas di Amerika Serikat (AS).
Laporan perusahaan jasa pengeboran minyak Baker Hughes menunjukkan adanya tambahan enam rig pada minggu ini menekan harga minyak mentah karena mengisyaratkan adanya kenaikan produksi minyak dari aktivitas pengeboran yang lebih tinggi.
Baca Juga
Dalam tiga minggu terakhir, pengebor telah menambahkan total 32 rig minyak. Sementara itu data pemerintah AS menunjukkan stok bensin di AS melebihi perkiraan pasar sekitar 300 ribu barel pada pekan lalu.
Advertisement
Hal ini mendorong harga minyak jenis Brent anjlok ke posisi terendah dalam enam bulan dan harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) juga merosot ke level terendah dalam 4,5 bulan sejak Rabu lalu.
Harga minyak jenis Brent turun US$ 91 sen atau 1,8 persen menjadi US$ 48,61 per barel pada hari Jumat, setelah menyentuh level terendah lebih dari enam bulan sekitar US$ 48,45 per barel.
Harga minyak WTI yang jadi patokan di AS tercatat turun US$ 79 sen atau 1,8 persen menjadi US$ 43,87 per barel, setelah mencapai sesi rendah lebih dari empat bulan yaitu US$ 43,8 per barel.
Brent turun 7 persen untuk minggu ini. Dalam enam minggu terakhir, harga minyak Brent telah terkikis 23 persen selama enam minggu terakhir.m
Harga minyak mentah AS juga turun 7 persen pada pekan ini dan kehilangan 26 persen dalam enam minggu terakhir.
"Menjelang akhir musim panas, aktivitas mengemudi memudar dan ini akan mempercepat peningkatan stok bensin," kata Chris Jarvis, analis di Caprock Risk Management. (Ndw/Igw)