IMF Minta The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga

The Fed berencana menaikkan suku bunga acuan pada September 2015.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Sep 2015, 21:46 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2015, 21:46 WIB
20150901-Jokowi dan Christine Lagarde-Jakarta
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde usai pertemuan tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) mengaku telah mengusulkan ke Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed untuk menunda rencana kenaikan suku bunga acuan pada September 2015 menjadi awal tahun depan.

Dalam pertemuannya dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Managing Director IMF Christine Lagarde menyatakan komitmennya untuk membantu menciptakan stabilitas ekonomi dunia.

"‎Dalam pandangan IMF itu, sebaiknya tingkat bunga itu naiknya nanti awal tahun depan tidak sekarang, naiknya secara sedikti-sedikit secara gradual, jadi itu lebih ke sasaran, itu sudah disampaikan ke The Fed," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang juga menemani Presiden Jokowi saat bertemu Lagarde di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

‎Diceritakan Bambang, alasan IMF berkomitmen mengenai skema rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed tersebut lebih spesifiknya untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi negara berkembang dengan perbaikan ekonomi AS itu sendiri.

‎"Jadi balance, oke deh Amerika membaik, saatnya naik, tapi naiknya jangan besar-besar supaya negara lain tidak terdampak," tegas Bambang.

Seperti diketahui, The Fed menahan rencana untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini. Setelah rapat dewan gubernur, para pejabat The Fed juga tidak memberikan petunjuk yang jelas kapan mereka akan melakukan penyesuaian suku bunga.

Mengutip CNBC, dalam Federal Open Market Committee, para dewan gubernur lebih memilih untuk mempertahankan suku bunga di level mendekati nol persen. Salah satu alasan mereka menahan suku bunga tersebut karena data inflasi belum mendukung.

Sebenarnya, jika melihat data-data lain cukup mendukung. Angka penjualan properti terus mengalami kenaikan. Angka klaim pengangguran juga secara tren telah mengalami penurunan dan jumlah lapangan kerja yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika terus bertambah.

Reaksi pasar umumnya menyambut positif dengan adanya keputusan tersebut. "Keputusan The Fed itu bisa mendukung harga-harga komoditas," jelas Senior Analis Obligasi Prudential, Greg Peters.  (Yas/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya