Jaga Cadangan Devisa, JK Imbau Batasi Beli Barang Mewah

‎Cadangan devisa Indonesia tergerus US$ 2 miliar menjadi US$ 103 miliar.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 22 Sep 2015, 21:10 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2015, 21:10 WIB
Louis Vuitton
(Foto: The Richest)

Liputan6.com, Jakarta -Cadangan devisa (cadev) Indonesia mengalami penurunan dari US$ 105 miliar menjadi US$ 103 miliar. Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar masyarakat membatasi pembelian barang-barang mewah, terutama barang impor.

"Bagaimana menjaga devisa ini, jangan dipakai untuk beli barang mewah (luxury) atau sebagainya. Bagaimana menjaga agar eskpor kita tetap terjaga, bagaimana impor itu dibatasi untuk hal-hal yang penting saja," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Selain itu, pemerintah juga akan belajar dari negara-negara tetangga terkait cara mempertahankan dan menambah cadangan devisa. Negara-negara yang jadi acuan adalah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina‎.

"Tapi yang paling penting tetap kita memperlakukan ini suatu devisa yang bebas tapi tentu butuhkan suatu sistem yang baik sehingga ekonomi kita dapat lancar," ujar JK.

Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan konsumsi impor Indonesia tinggi, termasuk konsumsi warga terhadap produk mewah.

"Sepatu kalau enggak impor enggak senang. Tas ibu-ibu kalau ndak impor malu memamerkan. Jam kalau ndak impor, impor pun yang mahal," sindir Jokowi.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan cadev Indonesia masih dalam kategori aman meski turun.

"‎Tidak kritis. Cuma kan istilahnya lebih banyak lebih baik. Kalau punya dompet tebal kan lebih enak daripada dompet kering. Kantong kering. Kita intinya bagaimana mempertebal dompet kita itu," kata Bambang.

Bambang juga mengatakan cadev saat ini setara pula dengan melakukan impor selama 6 bulan. Meski demikian, pemerintah tetap menyiapkan sejumlah langkah untuk menambah cadev. (Alvin/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya