Alasan Para Buruh Rela Kena PHK

Ketua Apindo, Anton J Supit menuturkan banyak buruh minat ikuti paket PHK karena disodorkan uang pesangon.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Okt 2015, 14:31 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 14:31 WIB
20151006-Ribuan Pekerja Demo Tuntut Dirut Pelindo Turun-Jakarta
Kendaraan terjebak kemacetan saat melintas di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (6/10). Demo buruh yang berlangsung di depan Kementerian BUMN menyebaban kemacetan di sepanjang jalan tersebut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengakui beberapa perusahaan menawarkan pengunduran diri kepada para pekerja karena ada rencana pengurangan atau rasionalisasi akibat ekonomi melambat. Jika berminat, pengusaha menjanjikan uang pesangon puluhan juta rupiah.

Ketua Apindo, Anton J Supit tidak menampik PHK karyawan memang ada, terutama di daerah karena situasi dan kondisi ekonomi sedang sulit. Banyak orang kehilangan pekerjaan karena perusahaan tak sanggup lagi menanggung beban tersebut.

"Ada yang mengundurkan diri karena alasan pribadi, tapi ada yang ditawarkan juga karena kita mau mengurangi karyawan. Kita punya paket PHK sekian bagi yang sukarela mengundurkan diri atau mau ikut aturan. Dan ternyata banyak peminatnya," kata dia di kantor BKPM, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Menurut Anton, banyak pekerja tertarik mundur dari pekerjaannya karena iming-iming pesangon puluhan juta rupiah yang disodorkan perusahaan. Tentu uang pesangon tersebut mempertimbangkan masa kerja dan gaji karyawan.

"Tapi saya sangat sedih, dengan uang itu ada yang sukses jadi pedagang, wirausaha, tapi banyak juga yang menghabiskan uang itu hanya dalam beberapa bulan saja. Akhirnya minta atau cari kerja lagi," terang dia.

Ia menjelaskan, berdasarkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, PHK menimpa 72 ribu buruh karena perlambatan ekonomi. Sebut saja sektor ritel yang mengalami pertumbuhan negatif dari sisi volume. "Kalau begini, mana mungkin karyawan dipertahankan. Jadi saya perkirakan jumlah PHK bisa mencapai 1 juta orang di tahun ini," ujar Anton.(Fik/Ahm)*

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya