Mentan Amran: Petani Raih Rp 100 Triliun dari Pengendalian Impor

Pemerintah menahan laju impor beras saat satu tahun pemerintahan Jokowi-JK memberikan keuntungan untuk petani.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Nov 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2015, 11:00 WIB
20150922-Pasar-Murah-Jakarta-Amran-Sulaiman
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman tiba untuk meninjau pasar murah beras dan sapi di Gudang Bulog, Jakarta, Selasa (22/9/2015). Sebanyak 30 truk beras dan sapi didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional DKI. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mendorong pertanian nasional sebagai agenda utama pemerintah. Terbukti, dalam setahun pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak melakukan impor beras.

"Setahun pemerintahan, teman-teman Kementerian Pertanian, termasuk kelompok tani telah kerja keras, bahwa setahun pemerintahan Jokowi-JK tidak ada impor beras," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta, Minggu (8/11/2015).

Dia mengatakan, imbas dari menahan laju impor tersebut petani menikmati kenaikan harga beras. Dengan demikian, kini petani lebih menikmati jerih payah mereka.

"Kenaikan Rp 1.000 saja, kali 70 juta ton gabah produksi seluruh Indonesia artinya Rp 70 triliun ke petani kita karena tidak impor," tutur Amran.

Tak hanya pada komoditas beras, petani jagung juga menikmati hal yang sama. Lantaran, harga jagung juga meningkat lebih Rp 1.000 per kg. "Jagung naik Rp 3.200 di lapangan dulu Rp 1.500," kata Amran.

Dia mengatakan, dengan dua komoditas itu saja keuntungan yang diterima petani sudah ratusan triliun rupiah."Kenaikan Rp 1.000 untuk jagung  kali produksi nasional bisa mendapatkan Rp 20 triliun artinya padi dan jagung sumbang petani Rp 100 triliun karena kendalikan impor," tandas dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya