Pemda Sumsel Jamin Keberlangsungan Investasi di Sektor Sawit

Luas lahan sawit di Sumatera Selatan mencapai 1 juta ha di mana 88 persen berasal dari perusahaan dan sisanya dikelola masyarakat.

oleh Septian Deny diperbarui 27 Nov 2015, 17:56 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2015, 17:56 WIB
20151014- Ilustrasi Kelapa Sawit
Ilustrasi Kelapa Sawit

Liputan6.com, Jakarta - Kepastian hukum menjadi faktor utama keberlanjutan industri sawit di dalam negeri. Di tingkat daerah, pemerintah Sumatera Selatan berkomitmen untuk tidak akan menganggu investasi sawit yang sudah berjalan.

Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin mengatakan, pihaknya akan menjamin investasi perkebunan sawit tetap dilindungi pemerintah karena ratusan ribu orang menggantungkan hidupnya dari bisnis ini.

Saat ini, lanjut dia, luas lahan sawit di Sumatera Selatan mencapai 1 juta hektare (ha) di mana 88 persen berasal dari perusahaan dan sisanya 12 persen dikelola masyarakat.

"Total produksi sawit di Sumatera Selatan sekitar 1 juta ton," ujarnya usai menghadiri acara 11th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) di Nusa Dua Bali, Jumat (27/11/2015).


Alex menjelaskan, pemerintah saat ini tengah mengembangkan model partnership sustainable eco region untuk sejumlah komoditas unggulan antara lain kelapa sawit dan karet.

Sustainable eco region dideklarasikan pemerintah Sumatera Selatan pada November 2015 yang melibatkan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, pemerintah, NGO, petani dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki).

Tujuan dari program ini yaitu memprioritaskan pemetaan hutan alam dan sekunder, gambut, HCV dan area yang cocok digunakan bagi perkebunan sawit. Program ini dapat membantu perlindungan kebakaran hutan dan gambut, membuat desa bebas api dan perlindungan koservasi alam.

"Untuk mewujudkan program ini kami bekerjasama dengan sektor swasta untuk mengembangkan perlindungan dari kebakaran api, serta mengurangi titik api dan hotspot pada 2016," kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian menyebutkan, pada 2014 produksi crude palm oil (CPO) Indonesia sebesar 31,4 juta ton dan crude palm kernel oil (CPKO) sekitar 4,1 juta ton dengan kapasitas industri sebesar 5 juta ton refineri, oleochemical sebesar 2,3 juta ton dan biodiesel 6 juta ton.

Namun, industri dalam negeri membutuhkan kapasitas lebih besar untuk produk turunannya. Pasalnya konsumsi domestik minyak sawit diperkirakan mencapai 23 persen-24 persen dari total produksi atau sekitar 8 juta ton. Sedangkan ekspor mencapai 15,39 juta ton. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya