Kereta Cepat Jauh Lebih Efisien Dibanding Pesawat

Pemerintah terus mendorong agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan sesuai dengan rencana.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Jan 2016, 14:53 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2016, 14:53 WIB
20150813-Kereta-Cepat-Cina-Jakarta-Rini-Soemarno
Kereta Cepat Buatan Cina (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus mendorong agar pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung berjalan sesuai dengan rencana. Setelah menggelar rapat pada pekan lalu, pemerintah memutuskan untuk segera melakukan groundbreaking pada 21 Januari 2016 di Walini, Bandung.

Langkah pemerintah untuk segera mewujudkan pembangunan kereta cepat tersebut diapresiasi oleh Direktur Eksekutif Infrastructure Partnership Knowledge Center (IPKC)‎ Harun Al Rasyid Lubis. Menurutnya, kereta cepat memang moda transportasi yang pantas untuk dikembangkan di Indonesia.

Sesuai dengan misi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju di tahun 2035, kereta cepat menjadi satu moda transportasi yang harus ada.

Harun mengaku, kereta cepat merupakan moda transportasi orang yang cukup efektif jika dibandingkan dengan moda tra‎nsportasi lainnya seperti laut, darat, dan udara.

"Kalau dikalkulasi dengan beragam moda, kereta cepat kalau dibandingkan dengan pesawat 7,5 kali efisiensi energinya daripada pesawat," kata Harun saat berdiskusi dengan wartawan di Jakarta, Senin (11/1/2016).

Tak hanya itu, kereta cepat dinilai juga mampu menumbuhkan ekonomi Indonesia, terutama yang dilalui kereta cepat. Hanya saja, mega proyek ini membutuhkan pengawalan yang ketat dan konsistensi dari pemerintah.

"Kalau Jakarta-Bandung ini selesai dalam 3-4 tahun mendatang, kalau cuma mau melanjutkan rute ke Surabaya, itu pasti lancar, tidak akan ada kesulitan yang berarti," tegasnya.

Harun menambahkan, pada dasarnya jika membangun model transportasi, seperti proyek kereta api cepat harus memiliki tujuan dan memperhatikan mutu lingkungan hingga efisiensi energi.

"Membangun transportasi selalu berkaitan dengan lingkungan, bagaimana menghemat energi, memperpendek jarak setiap hari. Pertama, urusan meningkatkan mutu lingkungan, meski ada dampak langsung," paparnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, pengerjaan kereta cepat saat ini masih terkendala perizinan dan pembebasan lahan. Diharapkan, sebelum tanggal yang ditentukan, segala persoalan dapat segera diselesaikan.

"Intinya, proyek ini akan segera dijalankan pemerintah 21 Januari 2016. Harapan ground breaking bisa dilakukan. Perizinan sudah hampir selesai, harapannya 14 Januari 2016 perizinan sudah selesai semua," kata Pramono.

Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Bintang Perbowo selaku pemimpin konsorsium menegaskan nantinya‎ kereta cepat ini akan diintegrasikan dengan LRT yang bakal dibangun menuju pusat kota Bandung.

Mengenai pembangunan LRT, nantinya pemerintah‎ Kota Bandung menyerahkan pembangunan LRT tersebut juga ke konsorsium pembangun kereta cepat. Untuk itu nantinya juga bakal ada Perpres penujukan konsorsium dalam pembangunan LRT itu.

"Kadangkala dari luar kota Bandung mau masuk bandung bisa-bisa 1-2 jam, sehingga dengan LRT mungkin hanya dalam hitungan menit. Mudah-mudahan ini bisa kita selesaikan izin-izinnya, tinggal 1-2 hari ini‎," tegas Bintang.

Bintang menambahkan, penunjukannya untuk mengerjakan proyek LRT sepanjang 14 kilomter (km) diakuinya tidak akan sulit mengingat teknologi dan manajemen pengerjaannya tidak akan jauh beda dengan pengerjaan proyek kereta cepat.

Berdasarkan Feasibilty Study (FS) yang dilakukannya, direncanakan tiket kereta cepat Jakarta-Bandung ini seharga Rp 200 ribu per orang. Ditargetkan kedua proyek tersebut dapat selesai dibangun dan bisa dinikmati masyarakat pada semester I 2019. (Yas/Gdn)*


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya