Liputan6.com, Jakarta Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, Anton Gunawan menyoroti langkah yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menahan laju penguatan kurs rupiah ke level di bawah Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Langkah BI ini agar rupiah bergerak sesuai fundamental. Peluang mata uang ini diproyeksi Rp 12.700-Rp 12.800.
"Sekarang fenomena penguatan rupiah berlanjut karena ada inflow terus. Tapi BI menahan jangan sampai kecepatan di bawah Rp 13.000 sebab ketidakpastian di global masih tinggi. Ini good decision," tegas Anton di Jakarta, Senin (21/3/2016).
Baca Juga
Lebih jauh ia mengatakan, level fundamental rupiah bergerak sangat dinamis. Ia memperkirakan penguatan rupiah bergerak pada rentang Rp 12.700-Rp 12.800 per dolar AS. Level rupiah yang stabil berada di angka Rp 13.300 per dolar AS pada 2015.
Advertisement
Baca Juga
"Selama 2015 sampai Agustus-September, kurs Rupiah di situ (13.300). Cuma karena kebijakan BI di periode tersebut salah satunya FX Swap Market diketatin banget, Swap Rate naik tinggi bikin Rupiah 14.900 per dolar AS. Saya tidak setuju dengan kebijakan itu," paparnya.
Namun tidak berlangsung lama, lanjut Anton, BI akhirnya melonggarkan kebijakan tersebut pada Oktober 2015 sehingga Rupiah kembali ke posisi 13.400-13.600 per dolar AS.
"Mudah-mudahan saja ini akan berlanjut seiring derasnya inflow," harap mantan Kepala Ekonom Bank Danamon itu.