Proyek Properti Terpadu Senilai Rp 2 Triliun Dibangun di Cikarang

PT Mutiara Mitra Sejahtera (MMS) menanamkan investasi diperkirakan lebih dari Rp 2 triliun untuk pengembangan proyek terpadu

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 11 Apr 2016, 11:11 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2016, 11:11 WIB
Ahok Akan Keluarkan Moratorium Pembangunan Apartemen
Suasana gedung apartemen di kawasan Karet Tengsin, Jakarta, Kamis (7/5/2015). Pemprov DKI akan mengeluarkan moratorium (penundaan sementara) pembangunan apartemen di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mutiara Mitra Sejahtera (MMS) menanamkan investasi diperkirakan lebih dari Rp 2 triliun untuk pengembangan proyek terpadu (mixed use) Cikarang Central City di Cikarang Barat, Bekasi. Proyek prestisius ini bakal menambah persaingan ketat proyek komersial dan hunian di kawasan industri terbesar di Tanah Air tersebut.

Tahap pertama telah dibangun dan dijual sebanyak 188 unit rumah toko (ruko) premium yang konstruksi keseluruhannya hampir rampung. Ruko dengan harga awal hanya Rp 1,1 miliar per unit tersebut kini sudah terjual hingga 90 persen.

"Kami hampir merampungkan fase pertama berupa 188 unit ruko kelas premium yang mulai dibangun pada 2012. Sekitar 90 persen sudah terjual, dan harga di pasar sekundernya sekarang per unit sudah Rp 2,3 miliar," kata Direktur Pengembangan Bisnis MMS, Robert Yapari kepada Liputan6.com yang ditulis, Senin (11/4/2016).

Saat ini pengembangan akan dilanjutkan ke fase kedua yakni pembangunan Apartemen Domicilio yang terdiri dari tiga tower apartemen dengan total 1.840 unit. Pada tahun ini akan diluncurkan dan dibangun tower pertama yang diberi nama Madera Tower dengan ketinggian 20 lantai.

Investasi untuk pembangunan apartemen tower pertama ini diperkirakan mencapai Rp 800 miliar. Sedangkan total yang dipasarkan untuk tower hunian pertama ini adalah 460 unit, dengan tiga tipe yakni ukuran 26 meter persegi (m2), 53,8 m2 dan 72,5 m2.

Segmen yang disasar adalah kelas menengah dari keluarga muda yang selama ini bekerja di Cikarang namun tinggal di Jakarta, juga pekerja asing (ekspatriat).

Robert menambahkan pasar komersial dan hunian di Cikarang akan terus membutuhkan pasokan baru seiring tumbuhnya industri modal asing di kawasan tersebut, ditambah daerah sekitarnya seperti Cibitung dan Karawang. Saat ini sedikitnya ada 100 brand besar yang akan membuka pabriknya di Cikarang, di mana sebagian besar atau 90 persen pekerjanya adalah ekspatriat dari Jepang, Korea dan Taiwan.

"Apartemen yang kami kembangkan ini tidak hanya memiliki daya tarik bagi pembeli pengguna (end user), namun juga untuk investasi. Di Cikarang saat ini rata-rata sewa apartemen 2000-2500 dollar AS per bulan, dan kami kira sangat menarik karena captive marketnya besar," papar Robert.

Peluncuran apartemen tower pertama yang akan dilakukan pertengahan tahun ini, dengan lama konstruksi dijadwalkan rampung pada pertengahan 2018. Pengerjaan konstruksi akan dilakukan kontraktor terkemuka nasional PT PP Tbk.

Ruang Hijau

Sales Manager MMS, Kenny Handra menambahkan di tengah persaingan ketat di Cikarang proyek Cikarang Central City seluas 8 hektare tidak dikembangkan sembarangan. Berbagai kajian telah dilakukan, salah satunya dengan menyisihkan 70 persen dari total lahan untuk kawasan terbuka hijau (green area), sehingga hanya 30 persen areal yang dipakai untuk pembangunan ruko, apartemen dan nantinya fase terakhir hotel.

"Cikarang ini pada dasarnya kan wilayah industri. Pasti udaranya sangat panas dan kurang penghijauan. Kami sadar kondisi itu, sehingga kami siapkan areal hijau yang lebih luas. Ini bakal menjadi oase tersendiri bagi penghuni," jelas Kenny.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya