Industri Tekstil Ditargetkan Tumbuh 6,33 Persen Tahun Ini

Industri tekstil juga diyakini mampu memberikan kontribusi sebesar 2,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Apr 2016, 17:13 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2016, 17:13 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstril (TPT) mencapai 6,33 persen pada tahun ini.

Selain itu, industri ini juga diyakini mampu memberikan kontribusi sebesar 2,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kemenperin Muhdori mengatakan, industri TPT merupakan salah satu sektor industri prioritas yang menjadi andalan masa depan.

"Sektor Industri TPT akan terus menguat  karena sifatnya yang padat karya dan menjadi 'Jaring Pengaman Sosial' yang mendukung pendapatan penduduk. Di lapangan, industri pakaian menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan Tenaga kerja," ujar dia di Jakarta, Jumat (15/4/2016).


Saat ini, industri TPT menempati ranking nomor 3 ekspor nasional dan menyerap tenaga kerja hingga 2,79 juta orang. Hasil produksi industri ini juga mampu memenuhi 70 persen kebutuhan sandang dalam negeri.

Dia menjelaskan, sepanjang 2015, sektor TPT telah memberikan kontribusi  1,22 persen terhadap PDB Nasional dan surplus ekspor sebesar US$ 4,31 miliar. Sementara nilai ekspor TPT mencapai US$ 12,28 miliar, atau berkontribusi sebesar 8,17 persen dari total nilai ekspor nasional.

Industri TPT juga memiliki andil besar dalam menyumbang devisa negara. Total investasi di sektor tersebut pada 2015 mencapai Rp 573 triliun, atau naik 16,9 persen dibandingkan 2014. Tercatat sektor TPT menyumbang 5,05 persen investasi PMA dan 3,07 persen investasi PMDN.

Meski kinerja industri tekstil sempat menurun 4,79 persen pada tahun 2015 akibat krisis ekonomi global, lanjut Mudhori, peluang pertumbuhan tahun ini masih sangat besar. Ini dikarenakan Indonesia dapat merespons krisis global secara tepat dan sudah mulai menunjukkan perbaikan di sisi ekonomi nasional.

"Terlebih lagi, kelas menengah yang menjadi lokomotif konsumsi nasional menyumbang cukup banyak pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, ketika pasar dunia tengah melemah, pasar domestik masih menjadi potensi besar," kata dia.

Sementara itu, Kepala Pusdiklat Industri Kemenperin Mujiyono mengatakan sejumlah tantangan masih akan dihadapi pelaku usaha TPT. Misalnya, para pekerja yang belum banyak tersertifikasi sesuai keahliannya sehingga menghambat kemampuan penelitian dan pengembangan di sektor industri tersebut.

"Karenanya, Kemenperin mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Bandung dan Solo sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri tekstil yang kompeten dan berdaya saing," tandas dia. (Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya