Harta Terkuras Rp 122,8 Triliun, Pengusaha Ini Tetap yang Terkaya

Kehilangan harta hingga US$ 9 miliar atau Rp 122,8 triliun tak serta merta membuat miliarder ini terpuruk.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 13 Jun 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2016, 20:01 WIB
Harold Hamm
Foto: Bloomberg

Liputan6.com, Jakarta - Kehilangan harta hingga US$ 9 miliar atau Rp 122,8 triliun (kurs: Rp 13.648/US$) ternyata tak serta merta membuat para miliarder terpuruk. Tak terkecuali pengusaha minyak, pemilik Continental Resources, Harold Hamm.

Melansir laman Forbes, Senin(13/6/2016), meskipun telah kehilangan hampir US$ 10 miliar, Hamm tetap merupakan orang terkaya di Oklahoma, Amerika Serikat. Hampir dua tahun lalu, saham Hamm di Continental Resources berjumlah nyaris US$ 21 miliar.

Namun 17 bulan kemudian, nilainya jatuh hingga US$ 4,5 miliar saja. Itu artinya, kekayaan Hamm berkurang hingga US$ 16 miliar. Empat bulan sejak harga minyak menyentuh nilai terendahnya pada Januari, Hamm akhirnya berhasil meningkatnya kembali nilai sahamnya hingga US$ 6,5 miliar.

 

Meski begitu, saat ini, pria yang telah kehilangan banyak uang lantaran harga minyak jatuh tersebut masih menempati posisi orang terkaya di Oklahoma.

Hamm merupakan pendiri Continental Resources pada 1967 dan memiliki 75,8 persen saham perusahaan saat ini. Dulu, ia pernah menikmati harta luar biasa besar hingga mencapai US$ 20,4 miliar.

Hidupnya dulu terasa luar biasa menyenangkan, saat harga minyak masih tinggi. Kala itu, harga minyak dijual hampir US$ 90 per barel, dan Hamm menjadi pahlawan bisnis dengan tagline `The Man Fueling America's Future`.

Sayangnya, tak lama kemudian perusahaan goyah, bahkan saat harga minyak baru turun US$ 6 per barel. Setelah itu harga minyak terus turun hingga berhasil bertahan di US$ 60 per barel pada pertengahan Desember.

Kondisi lebih buruk mengingat pada November 2014, Hamm dipaksa menyumbangkan US$ 1 miliar pada mantan istrinya, Sue Ann usai perceraian. (Sis/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya