Menteri Malaysia: Kami Juga Jadi Korban Maling Ikan

Pemerintah Malaysia akan belajar dari Indonesia untuk memberantas penangkapan ikan ilegal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Jul 2016, 15:24 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2016, 15:24 WIB
Kapal China
TNI AL menembak kapal nelayan China karena melanggar di perairan Indonesia (Liputan6.com/dok.TNI AL)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan beberapa negara lain di Asia Pasifik, termasuk Malaysia sepakat memerangi kegiatan penangkapan ikan ilegal (Illegal, Unreported and Unregulated/IUU Fishing).

Salah satunya dengan memanfaatkan sistem ketelusuran data (traceability) untuk mencegah masuknya ikan dan produk ikan secara ilegal.

Menteri Pertanian dan Agro Berbasis Industri Malaysia, Ahmad Shabery Cheek mengungkapkan, pihaknya sepakat memerangi IUU Fishing bersama dengan negara lain. Malaysia, kata dia, sangat komit terhadap upaya yang dibuat Indonesia.

"Kita gunakan traceability, jadi kalau ikan yang diekspor ke Uni Eropa misalnya ada yang keracunan, maka ada sesuatu yang tidak baik. Jadi kita bisa telusuri datangnya dari negara mana ikan itu," kata dia di Hotel Shangrila, Jakarta, Rabu (27/7/2016).  

Ketelusuran data, sambung Cheek, efektif memberantas kegiatan penangkapan ikan ilegal. Lantaran selama ini, ikan-ikan di perairan Malaysia banyak dicuri kapal-kapal maling sehingga negara tersebut perlu mencontoh Indonesia dalam melakukan aksi membasmi IUU Fishing.

"Malaysia menjadi mangsa atau korban IUU Fishing. Kita akan belajar dari Indonesia dengan pengalamannya yang dapat berguna buat kami. Karena IUU Fishing harus diperangi bersama," harap dia.  (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya