Sri Mulyani: Defisit Anggaran 2,5 Persen dari PDB

Pemerintah berupaya tetap menjaga defisit pada tingkat yang tidak akan menimbulkan krisis terhadap kepercayaan APBN.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 03 Agu 2016, 21:16 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2016, 21:16 WIB
20160727-Menteri Keuangan  Sri Mulyani-Jakarta
Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan defisit anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 bisa mencapai 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih besar dari yang tercantum dalam APBN Perubahan yakni sebesar 2,35 persen.

"Untuk outlook defisit 2016 sesudah melakukan langkah-langkah tadi yang disetujui oleh Bapak Presiden, kami perkirakan akan 2,5 persen dari GDP. Jadi agak sedikit meningkat dari APBNP yaitu 2,35 persen," jelas Sri Mulyani usai Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Dia menambahkan, seiring melebarnya defisit anggaran ini menimbulkan peningkatan pembiayaan sebesar Rp 17 triliun.

Sri Mulyani menuturkan, pemerintah berupaya tetap menjaga defisit pada tingkat yang tidak akan menimbulkan krisis terhadap kepercayaan APBN.

Sebab itu, dilakukan penyesuaian kembali dari sisi belanja. Terlebih, berdasarkan penerimaan negara dari sisi pajak akan terjadi kekurangan hingga Rp 219  triliun.

Pemerintah memutuskan untuk mengurangi belanja sekitar Rp 133,8 triliun. Belanja tersebut merupakan belanja kementerian/lembaga sekitar Rp 65 triliun dan transfer ke daerah Rp 68,8 triliun.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya