Anak Usaha Bank Mandiri Tawarkan Kupon Obligasi hingga 9 Persen

PT Mandiri Tunas Finance menawarkan obligasi penawaran umum berkelanjutan dengan total Rp 3 triliun.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 05 Sep 2016, 14:15 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 14:15 WIB
PT Mandiri Tunas Finance
PT Mandiri Tunas Finance. (Foto: MTF)

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menawarkan Obligasi Berkelanjutan III Mandiri Tunas Finance Tahap I 2016 dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp 500 miliar.

Obligasi ini merupakan bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan III dengan nilai total Rp 3 triliun.

Pada tahap pertama ini, MTF menerbitkan obligasi dua seri. Seri A memiliki jangka waktu 3 tahun dan Seri B jangka waktu 5 tahun. Untuk kuponnya, perseroan memberi penawaran 7,9 persen sampai 8,7 persen untuk Seri A dan 8,25 persen sampai 9 persen untuk Seri B.

Presiden Direktur PT Mandiri Tunas Finance Ignatius Susatyo Wijoyo mengatakan, penerbitan obligasi ini untuk modal kerja perseroan dalam rangka pembiayaan kendaraan bermotor. "Ini untuk modal kerja kita," kata dia di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (5/9/2016).

Obligasi ini sendiri telah mendapat peringkat idAA+ (double A plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Lebih lanjut, pembayaran kupon tersebut akan dilakukan setiap tiga bulan.

Untuk diketahui, penawaran awal obligasi dilakukan pada 5 sampai 9 September 2016. Kemudian, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bakal terbit pada 29 September 2016.

Selanjutnya, penawaran umum akan dilakukan pada tanggal 3 sampai 4 Oktober 2016, pembayaran dari investor pada tanggal 6 Oktober, pembayaran kepada emiten dan distribusi elektronik pada 7 Oktober 2016. Pencatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 10 Oktober 2016.

Perseroan sendiri mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,28 triliun pada tahun 2015 atau meningkat 33 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 964 miliar. Laba bersih perseroan tercatat Rp 307 miliar atau naik sebanyak 31,1 persen dibanding tahun sebelumnya sebanyak Rp 234 miliar.

Pada tahun ini, perseroan menargetkan pembiayaan baru (new lending) Rp 18 triliun atau naik dari realisasi tahun lalu Rp 17,1 triliun.

"Total pembiayaan RP 9,6 triliun di semester I dari target Rp 18 triliun. Harusnya bisa kita raih," ujar dia. (Amd/Ahm)
    

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya