Liputan6.com, Jakarta - Anda yang baru lulus atau belum punya pengalaman kerja apa pun pastinya ingin mendapatkan pekerjaan yang baik.
Lebih bagus lagi jika pekerjaan tersebut memang sesuai dengan minat dan kemampuan, menawarkan gaji besar, dan merupakan perusahaan besar ataupun start up dengan prospek cerah.
Sudah bukan rahasia lagi kalau IPK tinggi belum tentu menjadi jaminan cepat dapat kerja. Begitu juga dengan hasil tes psikologi yang bagus.
Pada akhirnya, kepribadian Anda yang menentukan diterima atau tidaknya Anda menjadi bagian dari perusahaan tersebut.
Baca Juga
Kepribadian Anda tercermin dari kecerdasan emosional. Inilah sejumlah pertanyaan yang dipakai para HRD maupun pewawancara untuk menilai kecerdasan emosional Anda, seperti dikutip dari www.cekaja.com, Selasa (13/9/2016):
1. Siapa yang menginspirasi Anda dan kenapa?
Tanggapan Anda atas pertanyaan ini tidak hanya bisa mengungkap kepribadian, tapi pewawancara dapat mendapat gambaran apakah Anda orang yang senang membaca atau tidak.
Advertisement
Tokoh yang kamu sebutkan menggambarkan pandangan Anda akan nilai-nilai kehidupan dan bagaimana kamu berpikir.
Nilai Terpenting yang Dianut
2. Jika besok kamu mendirikan sebuah perusahaan, tiga nilai terpenting apa yang akan kamu anut?
Pertanyaan ini bukan bermaksud untuk menguji khayalan Anda, tapi menguji bagaimana memandang sebuah prioritas. Selain itu pewawancara juga ingin tahu bagaimana Anda memposisikan diri sebagai pemimpin perusahaan. Jadi yang mereka inginkan bukan seseorang dengan mental staf, tapi orang dengan mental pemimpin.
3. Bagaimana cara Anda menengahi konflik yang terjadi di antara rekan kerja/bawahan?
Pewawancara ingin tahu bagaimana Anda menghadapi masalah. Apakah Anda tipe yang cuek, tipe yang suka ikut campur, tipe solutif, atau tipe yang tidak bisa berbuat apa-apa?
Apalagi jika melamar untuk posisi yang agak tinggi seperti manajer, kemampuan Anda dalam hal ini benar-benar menentukan diterima atau tidaknya Anda untuk mengisi posisi tersebut.
4. Apa kekuranganmu?
Pernah dengar pepatah "gajah di pelupuk mata tidak tampak, tapi semut di seberang lautan tampak?". Pada kenyataannya, kita memang sulit menilai diri sendiri. Orang yang narsis pasti lebih senang menonjolkan kelebihan diri.
Orang seperti inilah yang berbahaya karena artinya tidak terima kritik dan tidak bisa melihat kekurangannya sendiri. Orang yang tidak bisa menerima kekurangan sulit diajak bekerja sama dan memperbaiki diri.
Advertisement
Target dalam 5 Tahun ke Depan
5. Bisakah Anda mengajari saya sesuatu? (bisa keterampilan, sebuah pelajaran, atau permainan)
Jawaban Anda menunjukkan kualitas dalam hal:
Pertama, apakah kamu mau berpikir sebelum bicara.
Kedua, apakah kamu memiliki kemampuan teknis dalam menjelaskan sesuatu yang sama sekali tidak dimiliki orang lain.
Ketiga, apakah cara berpikir Anda runut (dilihat dari metode menjelaskan dan pemilihan kalimat).
6. Apa yang ingin Anda capai dalam lima tahun ke depan?
Pertanyaan ini menggali apakah Anda orang yang punya visi masa depan atau hanya mengikuti arus. Perusahaan menilai jika tidak punya target dalam hidup, Anda akan malas untuk berusaha.
Tunjukkan jika Anda bukan orang yang asal-asalan. Tidak harus selalu tentang pekerjaan, jawaban Anda juga bisa seputar kehidupan pribadi antara lain ingin menikah, punya rumah, melanjutkan sekolah, dan membawa orangtua naik haji.
7. Apa saja faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan Anda?
Jawaban atas pertanyaan ini bisa menentukan apakah kamu seorang yang egois atau bukan. Saat membicarakan tentang kesuksesan dirinya, ada orang yang hanya membahas ‘aku’ dan ada yang berbicara tentang ‘tim’, ‘kita’ atau ‘kami'.
Percuma kalau kamu pandai, terampil, tapi tidak bisa bekerja sama dengan orang lain. Anda mungkin sangat ahli di bidang marketing, namun saat orang lain tidak senang bekerja dengan Anda, perusahaan akan lebih mencari seorang player yang mampu bekerja sama. (Ahm/Ndw)