Strategi Kumpulkan Kekayaan Jelang Pensiun

Banyak orang anggap masa pensiun masih jauh sehingga punya tabungan pensiun belum jadi prioritas.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Sep 2016, 21:13 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 21:13 WIB
Pensiunan bukan berarti tak berkarya
Pensiunan (sumber. blog.sciddy.com)

Liputan6.com, Jakarta - Mempersiapkan pensiun saat masih berusia 25 mungkin terdengar terlalu dini. Padahal memulai persiapan pensiun sejak dini adalah paling tepat.

Banyak orang menganggap masa pensiun masih jauh sehingga memiliki tabungan pensiun bukanlah prioritas untuk saat ini.

Hingga tanpa sadar, masa pensiun sudah satu atau dua tahun lagi. Menabung untuk dana pensiun jelas sudah terlambat.

Apalagi saat pensiun tidak ada pemasukan alias hidup benar-benar dari simpanan saja. Namun ada beberapa cara yang bias membuat masa pensiun Anda jadi lebih sejahtera seperti berikut ini, seperti dikutip dari www.cekaja.com, Selasa (20/9/2016):

1. Menghitung kekayaan

Karena sudah tidak lagi bekerja, Anda wajib membuat rencana anggaran. Caranya dengan menghitung semua harta kekayaan yang dimiliki.

Misalnya dari uang pesangon atau tunjangan pensiun, tabungan pensiun, saham, reksa dana, nilai logam mulia, hingga deposito. Setelah mengetahui jumlah kekayaan, buat target hidup sampai usia berapa beserta biaya kebutuhan.

Kemudian alihkan instrumen investasi ke jenis yang lebih rendah risiko dan dalam bentuk likuid. Begitu juga dengan semua instrumen investasi yang bersifat jangka panjang seperti saham, segera diubah ke investasi jangka pendek seperti deposito.

Lunasi Utang

2. Melunasi utang

Dana pensiun harus bebas dari utang.  Sebab, pada saat itu kemampuan Anda untuk menghasilkan uang sudah menurun.

Meskipun Anda punya penghasilan tambahan seperti bisnis sampingan, masa pensiun sejatinya dihabiskan dengan bersantai, bukan mengelola bisnis purna waktu.

Lima tahun menjelang usia pensiun, Anda harus terbebas dari segala jenis utang. Apalagi utang kredit kendaraan, perumahan, atau jenis utang konsumtif lain yang memiliki bunga tinggi.

3. Downsizing rumah

Rumah yang dulunya terasa sempit kini terasa lapang karena anak-anak sudah mandiri dan berkeluarga.

Meski rumah yang ditempati saat ini menyimpan banyak kenangan, ternyata pindah ke rumah yang lebih kecil di masa pensiun sangat menguntungkan dari berbagai sisi.

Rumah yang besar tentunya membutuhkan biaya perawatan yang besar. Apalagi jika dalam perawatan dibantu oleh lebih dari satu pembantu rumah tangga (PRT). Belum lagi biaya listrik, air, dan pajak yang tidak murah.  

Agar tidak menggerogoti uang pensiun, lakukan downsizing alias memperkecil ukuran rumah. Anda bisa menjual rumah dan pindah ke tempat yang lebih kecil. Selisih hasil penjualan bisa dipakai untuk tambahan biaya pensiun.(Ahm/Ndw)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya