Liputan6.com, Jakarta - Di dunia kerja, pegawai perempuan harus lebih kerja keras ketimbang pria. Tak hanya gaji lebih kecil ketimbang pria dengan posisi sama tetapi juga berlaku untuk promosi jabatan.
Hal itu berdasarkan hasil studi oleh konsultan McKinsey dan grup Leanin.org. Dalam survei yang dilakukan mereka menemukan kalau 30 persen perempuan mendapatkan promosi mulai dari tingkat bawah hingga manajer.
Hasil studi di lingkungan kerja ini menyebutkan kalau jumlah pegawai pria dan perempuan saat di posisi bawah seimbang, tetapi jarak makin lebar ketika di posisi atas.
Di posisi bawah, jumlah pegawai pria mencapai 54 persen dan perempuan 46 persen. Namun, level manajer, sekitar 63 persen pegawai pria dan 37 persen perempuan. Untuk posisi Vice President sekitar 71 persen ditempati oleh pria dan 29 persen oleh wanita.
Baca Juga
Seiring waktu, jumlah pegawai pria yang memiliki posisi paling atas termasuk jabatan Chief Financial Officer (CFO) dan Chief Operating Officer (COO) mencapai 81 persen, dan perempuan 19 persen. Berdasarkan studi tersebut, melihat representasi itu lebih buruk ketimbang dari warna kulit.
"Seperti kita lihat perempuan lebih sulit dari yang diharapkan. Peringkat promosi perempuan lebih rendah ketimbang pria," ujar Presiden Leanin.org Rachel Thomas, seperti dikutip dari laman USA Today, Rabu (28/9/2016).
Adapun studi ini dilakukan berdasarkan data human resources dari 132 perusahaan dengan total jumlah pegawai lebih dari 4,6 juta orang dan termasuk survei kepada lebih dari 34 ribu pekerja.
Rachel menuturkan, perusahaan dapat mulai untuk membuat kemajuan dengan mengaudit data dan memprioritaskan perekrutan secara beragam serta tak hanya omongan saja.
Dalam studi itu juga menyebutkan sejumlah alasan mengapa perempuan tidak cepat mendapatkan promosi jabatan ketimbang pegawai pria antara lain:
Advertisement
1. Perempuan biasa menghindari rapat. Sekitar 74 persen pria akan menghadiri rapat dan perempuan hanya 67 persen.
2. Perempuan jarang ambil tugas yang menantang. Sekitar 68 persen pria akan mengambil pekerjaan yang berat, dibandingkan perempuan hanya 62 persen.
3. Perempuan jarang diminta soal masukan dan keputusan penting. Sekitar 63 persen pria akan diminta soal pemikirannya, sedangkan perempuan hanya 56 persen.
"Meski ada sejumlah poin yang alami kenaikan persentase tetapi studi ini menunjukkan kalau posisi perempuan tak mudah," ujar Rachel.
Faktor lain yang mempengaruhi promosi jabatan yaitu soal pekerjaan rumah tangga. Perempuan yang dapat bekerja sama dengan pasangan untuk pekerjaan rumah tangga, sekitar 43 persen menduduki posisi senior executive di tempat kerjanya.
Namun hanya 34 persen pegawai perempuan yang banyak memegang peranan kerja di rumah tangga menjadi senior executive.
Selain itu, ada jarak untuk posisi kerja. Studi itu menemukan kalau 80 persen pegawai pria mendapatkan promosi jabatan dibandingkan pegawai perempuan hanya 74 persen. Secara keseluruhan 56 persen pria mendapatkan posisi top executive. Ini sangat kontras dengan perempuan hanya 40 persen.
"Perempuan harus menerima masukan dengan meningkatkan performanya, dan menyumbangkan ide. Hal ini tidak mengejutkan bila Anda tidak berambisi untuk menjadi senior executive dan kurang tertarik untuk menduduki posisi tersebut," ujar Rachel. (Ahm/Ndw)