Kampanye Pilkada Bakal Dorong Ekonomi Tumbuh di Kuartal IV

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016 tercatat 5,02 persen (yoy) atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya 5,19 persen (yoy).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 08 Nov 2016, 10:15 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2016, 10:15 WIB
Masa kampanye Pilkada serentak yang dimulai pada kuartal IV 2016 diperkirakan juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit.
Masa kampanye Pilkada serentak yang dimulai pada kuartal IV 2016 diperkirakan juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi nasional akan kembali tumbuh di kuartal IV 2016. Pertumbuhan ekonomi ditopang perbaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang terjaga.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, pertumbuhan ekonomi juga mendapat dorongan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada).

"Masa kampanye Pilkada serentak yang dimulai pada kuartal IV 2016 diperkirakan juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga nonprofit," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (8/11/2016).

Tirta memprediksi dari sisi investasi juga akan terjadi kenaikan seiring dengan implementasi kebijakan pemerintah yang memperbaiki daya saing saing serta iklim investasi.

Dia menambahkan, pelonggaran moneter juga diharapkan akan menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan yang turut menopang pertumbuhan ekonomi.

"Pelonggaran moneter yang telah dilakukan secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan  turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi, seiring dengan efektivitas transmisi kebijakan moneter  yang semakin baik ke depan," jelas dia.

Sementara, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016 tercatat 5,02 persen (yoy) atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya 5,19 persen (yoy).

Dia menuturkan, lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal III 2016 disebabkan relatif terbatasnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan ekspor.

"Pelemahan konsumsi pemerintah dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja pemerintah. Sementara itu, pelemahan kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih relatif rendah," tandas dia.(Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya