Isu Tarik Dana Secara Masif dari Bank Bisa Ganggu Ekonomi

Masyarakat Indonesia dinilai sudah lebih mengerti kondisi ekonomi dan bank sehingga tidak terpancing isu penarikan dana di bank.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Nov 2016, 15:22 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2016, 15:22 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ada isu penarikan uang secara masif pada 25 November sangat disayangkan lantaran dapat menganggu kestabilan ekonomi Indonesia. Masyarakat pun diharapkan tidak terpancing isu tersebut mengingat kondisi ekonomi dan industri bank di Indonesia masih baik.

Ekonom BCA David Sumual menuturkan, ada isu penarikan dana secara masif dari bank merupakan isu tidak baik karena dapat ganggu ekonomi.

Padahal saat ini kondisi bank di Indonesia yang terbaik di antara negara berkembang. Hal ini ditunjukkan dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja bank umum konvensional tercatat CAR di level 22,60 persen per September 2016.

David menuturkan, saat ini masyarakat Indonesia sudah lebih mengerti kondisi ekonomi dan bank di Indonesia. Jadi masyarakat dinilai tidak akan terpancing dengan isu meresahkan yang dilakukan segelintir orang.

"Kondisi bank di Indonesia salah satu terbaik di Asia. Dilihat dari modal. Meski rasio kredit macet (ada kenaikan) tapi sekarang sudah turun lagi. CAR atau rasio kecukupan modal sudah 23 persen, ini terbaik di emerging market," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (18/11/2016).

David mengatakan, tujuan isu penarikan dana tersebut bermuatan politik. "Ini dilakukan segelintir orang yang punya tujuan lain untuk destabilisasi ekonomi dengan cara kurang elegan," kata dia.

Oleh karena itu, David mengharapkan aparat penegak hukum dapat menindak tegas segelintir orang yang menyebarkan isu tersebut. Hal itu lantaran dapat membuat masyarakat resah. Selain  itu diharapkan ada efek jera agar tidak kembali ganggu ketertiban. "Ini sudah timbulkan hasutan. Penyebar isu itu bisa kena UU Pidana dan ITE karena juga menyebar di media sosial," ujar David.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya