Kemenperin Giat Promosikan Sepatu Ekuator

Sepatu Ekuator merupakan produk alas kaki premium asli Indonesia khusus pria.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Des 2016, 15:49 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 15:49 WIB
20161129-Lima Menteri Teken MoU Pengembangan Pendidikan Vokasi-Jakarta
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan sambutan saat penandatanganan Nota Kesepahaman 5 Menteri dan Perjanjian Kerjasama SMK dan Industri di Kementerian Perindustrian Jakarta, Selasa (29/11). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) gencar promosikan sepatu kualitas premium buatan anak bangsa bermerek "Ekuator" untuk mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.

"Saya memakai sepatu Ekuator sejak dilantik sebagai menteri perindustrian. Saya pakai hingga saat ini masih nyaman," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, seperti dikutip dari laman Antara, Rabu (7/12/2016).

Sepatu Ekuator merupakan produk alas kaki premium asli Indonesia khusus pria yang resmi diluncurkan setelah tiga tahun dirintis oleh Kemenperin melalui Badan Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dan tim kreatif pendukung lainnya.

Airlangga Hartarto menuturkan, IKM dalam negeri terutama sektor alas kaki telah mampu menghasilkan produk berkualitas. Sepatu ini diharapkan menjadi pemicu produk lokal lainnya agar bisa ikut tembus pasar global.

Ekuator memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mencapai 80 persen. Nama Ekuator dinilai sebagai representasi dari Indonesia yang memiliki ciri khas yaitu kehangatan, keanekaragaman, dan kenyamanan.

Dirjen Industri Kecil Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih menuturkan, sepatu ini diproduksi oleh perajin yang sudah berpengalaman puluhan tahun.

"Material pilihannya terbaik, konstruksinya juara, hingga pengerjaannnya yang apik membuat ekuator hadir dengan kualitas beda dari sepatu-sepatu lain," kata dia.

Sepatu Ekuator dibanderal dengan harga sekitar Rp 2,5 juta didesain dengan berbagai pilihan yakni Sumatera, Java, Bali, Madura, Celebes, Papua dan Borneo.

Saat ini Ekuator masih diproduksi oleh satu IKM yaitu Fortuna Shoes yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

"Ke depannya, semua IKM bisa memproduksi sepatu ini sesuai standar produk dan kualitas yang sudah ditentukan. Kami juga memberikan pelatihan kepada IKM yang ingin memproduksi Ekuator," tambah Gati.

Kepala BPIPI Kemenperin Ratna Utarianingrum menuturkan, sepatu Ekuator baru diproduksi 200 pasang. "Nantinya produk sepatu Ekuator akan diserahkan ke beberapa IKM di sejumlah daerah sesuai kriteria BPIPI," tutur dia.

Untuk menghasilkan produk sepatu yang berkualitas, BPIPI melakukan riset dan pengembangan lebih dari dua tahun dengan pendanaan APBN senilai Rp 3 miliar.

Kendati diproduksi oleh beberapa IKM, Ratna mengatakan, standar kualitasnya akan sama. LBPIPI secara ketat menerapkan standar operasional prosedur dari mulai teknologi yang digunakan, desain sampai produksi kepada IKM yang menjadi mitra binaan.

Ratna menuturkan, respons pasar cukup positif atas produk Ekuator. Hal itu lantaran jumlah produksi akan terus ditingkatkan sesuai permintaan pasar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya