Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang mengganggap, gaji besar yang didapat saat bekerja akan berdampak besar pada kebahagiaan yang dirasakan. Gaji besar tersebut bisa membuat seseorang dengan mudah membeli apa yang ia mau dan mencukup kebutuhan hidupnya. Namun ternyata, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Studi yang dilakukan oleh Professor Richard Easterlin mengungkap, gaji yang besar tidak serta merta bisa memberikan kepuasan bagi yang menerimanya. Seperti dilansir dari Lifehack.org, Selasa (20/12/2016), penelitian yang dilakukannya menggunakan metode survei dan mengambil sampel di 37 negara selama 22 tahun lamanya.
Advertisement
Baca Juga
Easterlin mengatakan, uang yang banyak memang bisa mencukupi seseorang untuk memenuhi apa yang diinginkannya. Namun hal tersebut hanya bertahan untuk sementara waktu. Ia menemukan banyak orang yang belum merasa puas padahal sudah hidup berlimpah harta.
"Secara singkat, uang yang banyak ternyata tidak berkorelasi positif pada kebahagiaan dalam jangka waktu yang lama. Kecukupan dan kebahagiaan ternyata dipengaruhi oleh hal-hal non materialistik sepeti kehidupan berkeluarga dan kesehatan," jelasnya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Profesor ekonomi Roberth H. Frank. Dalam artikelnya yang berjudul "The Incalculable Value of Finding a Job You Love", ia mengatakan bahwa kondisi tempat kerja ternyata lebih memberikan pengaruh baik bagi kondisi pegawai.
Kondisi kantor yang atraktif, kesempatan untuk belajar hingga jaminan keamanan saat bekerja lebih diminati pegawai dibanding gaji yang besar. Faktor lain yang menjadi suntikan kebahagiaan seseorang saat bekerja adalah ketika nilai yang dibawa perusahaan sejalan dengan keyakinan yang ia percayai.
"Penelitian ini menemukan bahwa ketika seseorang sudah bisa memenuhi semua kebutuhan dasarnya, sangat mungkin bagi ia untuk bisa bahagia dan merasa puas dengan hidupnya. Bahkan ketika ia tidak menghasilkan uang yang banyak," ungkap Frank.