Berhentilah Menebar Senyum di Tempat Kerja

Ada sejumlah alasan kenapa Anda harus jarang tersenyum kepada orang lain saat berada di kantor.

oleh Dhita Koesno diperbarui 28 Des 2016, 06:15 WIB
Diterbitkan 28 Des 2016, 06:15 WIB
Senyum
Ilustrasi tersenyum. (via: thehappydept.com)

Liputan6.com, Jakarta - Orang yang murah senyum biasanya ditandai sebagai orang yang ramah dan bahagia, tapi ternyata sering menebar senyum apalagi saat di tempat kerja memiliki makna berbeda.

Melansir laman journalstar, ada alasan  kenapa Anda harus jarang tersenyum kepada orang lain saat berada di kantor.

Peneliti Alixandra Barasch dari New York University, Emma E. Levine dari University of Chicago, dan Maurice E. Schweitzer dari Wharton School menguji hubungan antara besarnya emosi positif orang yang sering menampilkan senyuman dengan persepsi orang yang menerima senyuman.

Temuan mereka menyimpulkan orang-orang yang tersenyum itu biasanya tampak lebih naif daripada orang-orang yang jarang memberikan senyuman.

Anda harus bisa membaca situasi, terlebih saat berhadapan dengan atasan atau rekan kerja ketika harus tersenyum dengan mereka.

Para peneliti menemukan orang yang sangat bahagia dan sering senyum dipercaya bisa melindungi diri sendiri dari informasi negatif dan gampang percaya kepada orang lain.

Namun masalah sebenarnya adalah bagaimana pekerja yang bahagia ini bisa mengambil keuntungan saat berada di tempat kerja.

Penelitian ini menemukan orang yang sangat bahagia lebih cenderung untuk menerima saran
​apa saja meski saran itu terkadang negatif​ dan lebih mungkin untuk dimanfaatkan ​ketika bernegosiasi​(karena dengan sering tersenyum membuat Anda terlihat gampang ditipu).

Bahkan menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The European Journal of Work dan Psikologi, karyawan yang menyenangkan dan baik (dan mungkin memiliki senyum permanen yang melekat pada wajahnya) memiliki gaji lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang lebih tegas dan mendominasi.

Tersenyum bahkan dapat memperkecil kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Disebutkan terlalu banyak senyum dalam sebuah wawancara bisa berefek negatif bagi pelamar dalam berbagai profesi, khususnya di bidang kerjaan yang dianggap serius, seperti bagian laporan dan pengelola keuangan atau bagian entri data. Akan tetapi untuk bidang jasa seperti pengajar, marketing atau konsultan tersenyum justru bisa memberikan keuntungan.

Bukan berarti Anda harus berlatih bagaimana wajah cemberut yang baik saat di wawancara, karena bagaimanapun jika Anda memang tidak pernah senyum, maka bisa menimbulkan kesan yang kurang baik.

Para peneliti di atas memberi saran waktu yang terbaik untuk tersenyum adalah pada awal dan akhir wawancara, sementara saat wawancara tanya jawab berlangsung, sebaiknya kurangilah senyuman. Karena jika sering senyum saat berbicara, maka Anda bisa dianggap kurang serius.

 Saat berada di tempat kerja atau kondisi sedang diwawancara ingatlah Anda memang bukan orang yang dingin dan kaku tapi Anda tidak ingin terlihat seperti tokoh animasi juga kan? Karenanya kontrollah senyuman saat di kantor dan selama wawancara kerja. Bila masih butuh alasan lagi, ingat saja jarang senyum bisa mencegah wajah keriput.​

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya