Beras dan Rokok Jadi Penyumbang Terbesar Kemiskinan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan dua komoditas yaitu beras dan rokok menjadi penyumbang terbesar indikator di garis kemiskinan di RI

oleh Septian Deny diperbarui 03 Jan 2017, 20:52 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 20:52 WIB

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan dua komoditas yaitu beras dan rokok menjadi penyumbang terbesar indikator di garis kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut berlaku baik untuk di wilayah perkotaan maupun pedesaan.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, untuk kemiskinan, beras memberikan sumbangan sebesar 18,31 persen di perkotaan dan di pedesaan sebesar 25,35 persen. Sedangkan untuk rokok, baik di perkotaan maupun pedesaan sama-sama berkontribusi sebesar 10,7 persen terhadap kemiskinan.

"Rokok ini apakah karena yang merokok makin banyak. Tapi kayanya karena harga rokok makin mahal. Kontribusi rokok meningkat dari Maret ke September 2016," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (3/1/2017).

Berbeda dari periode sebelumnya, lanjut Suhariyanto, pada September 2016 terdapat daging sapi dalam 10 besar komoditas ‎penyumbang kemiskinan di Indonesia. Daging sapi menyumbang 4,94 persen untuk kemiskinan di perkotaan dan 3,47 persen untuk kemiskinan di pedesaan.

‎"Yang jadi pertanyaan ini muncul daging sapi. Ini karena pada September 2016 ada perayaan Idul Adha," kata dia.

Komoditas lain yang turut andil berkontribusi pada tingkat kemiskinan antara lain telur ayam ras, mie instan, daging ayam ras, gula pasir, bawang merah, kopi, tempe, tahu dan bahan makanan lainnya.

Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap kemiskinan di perkotaan dan pedesaan yaitu perumahan, listrik, bensin, pendidikan dan perlengkapan mandi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya