Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen di 2016 atau lebih tinggi dibanding 4,88 persen 2015. Pencapaian tahun lalu ini mengerek nilai Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi Rp 12.406,8 triliun Atas Harga Dasar Berlaku (ADHB).
"Pertumbuhan ekonomi nasional 2016 sebesar 5,02 persen. Jumlah PDB berdasar Harga Berlaku mencapai Rp 12.406,8 triliun," ujar Kepala BPS Suhariyanto saat Rilis PDB 2016 di kantornya, Jakarta, Senin (6/2/2017).
Sementara nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) tahun lalu sebesar Rp 9.433 triliun. Nilai PDB ADHB dan ADHK di 2016 tersebut mengalami kenaikan dibanding realisasi dua tahun sebelumnya, yakni di 2015 mencapai Rp 11.531,7 triliun (ADHB) dan Rp 8.982,5 triliun (ADHK), serta Rp 10.569,7 triliun (ADHB) dan Rp 8.564,9 triliun (ADHK) pada 2014.
Advertisement
Baca Juga
Suhariyanto menjelaskan, peningkatan nilai PDB Atas Dasar Harga Berlaku di 2016 menjadi Rp 12.406,8 triliun didorong karena pertumbuhan positif pada seluruh lapangan usaha atau sektor penggerak ekonomi nasional.
"Seluruh lapangan usaha bergerak di 2016, sehingga nilai tambahnya menjadi naik dan PDB kita mencapai Rp 12.406,8 triliun. Kemudian nilai itu dibagi jumlah penduduk, dapatlah PDB per kapita Indonesia di 2016 yang sebesar US$ 3.605,06 atau sebesar Rp 47,96 juta per tahun," ujar dia.
Suhariyanto menjelaskan, seluruh lapangan usaha di 2016 menunjukkan pertumbuhan positif di semua kategori ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor jasa keuangan dan asuransi 8,90 persen; informasi dan komunikasi 8,87 persen; dan jasa lainnya yang tumbuh 7,80 persen.
Berdasarkan data BPS, PDB ADHB sebesar Rp 12,406,8 triliun di 2016 disokong dari lapangan usaha di sektor industri pengolahan yang mencapai Rp 2.544,6 triliun. Sumbangan lainnya dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbang Rp 1.669 triliun; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor Rp 1.636 triliun; sektor konstruksi Rp 1.287,7 triliun, dan sektor pertambangan dan penggalian Rp 893,9 triliun.