Liputan6.com, Jakarta Pengembang perumahan banyak menawarkan konsep menarik untuk menjaring konsumen. Tak terkecuali Cyber Park Indonesia yang mengembangkan hunian berkonsep cyber home.
CEO Cyber Park Indonesia, Dedy Yudiant mengatakan, saat ini, industri ssistem teknologi informasi kian berkembang. Apalagi ditambah muncul-munculnya prusahaan-perusahaan rintisan atau startup yang baru dan dimulai di rumah, bukan kantor yang besar.
"Prinsip ekonomi digital itu rumahnya kan harus berkonsep digital, tapi bisa produktif membangun ekonomi dari rumah. Nah, apakah sudah ada konsep untuk mendukung kinerja seperti itu? Memang, ada program-program fiber masuk ke perumahan-perumahan berkonsep smart home, tapi apakah itu sudah menjawab sebagai tempat nyaman bekerja dari rumah?,” ujar CEO Cyber Park Indonesia, Dedi Yudiant, saat peluncuran Tamansari Cyber di Kelurahan Mulyaharja, Bogor dalam keterangannya, Senin (6/2/2017)
Dedi mengatakan smart home dan cyber home sangat berbeda jauh. Smart home menurutnya hanya sebuah rumah konvensional yang didukung dengan fasilitas internet. sedangkan cyber home rumah dengan kapasitas bandwith internet yang besar untuk melengkapi perangkat digital di dalam rumah.
Advertisement
“Kalau mau beli smart home orang cukup pilih rumah konvensional dengan dilengkapi perangkat internet. Tapi kami membangun cyber home sebagai rumah masa depan untuk generasi Y dan generasi Z," kata Dedi.
Tamansari Cyber dibangun dengan konsep cyber home di lahan seluas 13 hektar. Lokasinya berdekatan dengan Bogor Nirwana Residence (BNR), tepatnya di Kelurahan Mulyaharja, Bogor, Jawa Barat. Untuk membangun proyek Tamansari Cyber itu Cyber Park Indonesia bekerjasama dengan PT Wika Realty. Khusus untuk mengembangkan perumahan tersebut sebagai cyber home, Cyber Park Indonesia menggandeng produsen fiber optik Powertel. Dedi menyebut ini adalah hunian berkonsep sillicon valley di Indonesia.
“Powertel membangun kawasan hunian ini dengan fasilitas mega fiber optik. Ini satu-satunya konsep cyber home sekaligus menjadi komplek silicon valley-nya Indonesia,” ujar Dedi.
Dedi menambahkan, jika selama ini banyak rumah masih mengandalkan paket internet dengan kuota dari televisi berbayar, di Tamansari Cyber pihaknya membangun fasilitas akses internet berkapasitas besar dan cepat memakai fiber optik.
“Setiap rumah kami pasang internet kapasitas bandwith internet simetris upload dan download sama, yaitu 100 Mbps dan IP Public kalau ingin menghidupkan server sendiri dari rumahnya. Sekarang sudah progres menuju 1 Gbps di setiap rumah, bahkan mulai kami upgrade menjadi 10 Gbps," tambahnya.
Saat ini tipe rumah Tamansari Cyber dirancang dalam dua jenis, yaitu Homepage dan Bandwith dengan jumlah total 331 unit. Untuk tipe Homepage seluas bangunan 75 meter persegi dan luas tanah 120 meter persegi, harga yang ditawarkan Rp 1,2 miliar.
Adapun tipe Bandwith dengan luas bangunan 62 meter persegi dan luas tanah 105 meter persegi harganya dibanderol Rp 1 miliar lebih.