Stok Capai 1,9 Juta Ton, Mentan Tutup Keran Impor Beras

Stok beras mencapai 1,9 juta ton dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 8 bulan ke depan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Mar 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2017, 18:36 WIB
20160608-Gudang Bulog-Jakarta- Johan Tallo
Pekerja memanggul karung Beras milik Badan Urusan Logistik (Bulog) di Gudang Bulog kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (7/6). Bulog memiliki stok beras sebanyak 2,1 juta ton. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman menyatakan, stok beras nasional saat ini mencapai 1,9 juta ton. Dengan pasokan tersebut, Indonesia diyakini tidak akan mengimpor beras di tahun ini, sama seperti tahun sebelumnya.

"Beras, komoditi paling strategis stoknya ada 1,9 juta ton. Stok yang cukup besar," kata Amran saat ditemui wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (27/3/2017).

Dia mengklaim, stok beras 1,9 juta ton di gudang sekarang ini sangat aman memenuhi kebutuhan masyarakat hingga 8 bulan ke depan, termasuk saat bulan puasa yang jatuh pada Mei 2017.

"Stok itu bisa sampai 8 bulan ke depan. Makanya kita jaga betul harganya, tapi kami jamin stabil di Ramadan ini," Amran menuturkan.

Dengan stok memadai tersebut, ia berharap pemerintah tidak akan impor beras dari negara lain. "Impor tidak-lah, doakan tidak impor karena tahun lalu saja tidak ada impor. Produksi kan membaik dari biasanya stok cuma 1 juta ton," kata dia.

Selain beras, Amran pun berencana akan kembali mengekspor bawang merah ke negera tetangga, seperti Malaysia. Namun demikian, dia belum bisa menyebut volume bawang yang akan diekspor.

"Puncak panen bawang merah kan Mei dan Juni ini, nanti kelebihannya kita ekspor ke Malaysia dan negara tetangga. Volumenya lihat nanti situasinya, kan tahun lalu juga ekspor," ucap Amran.

Amran Sulaiman mengaku, ekspor merupakan salah satu solusi menaikkan harga jual bawang merah di tingkat petani, selain diserap oleh Perum Bulog.

"Kita sepakat stok 2 ribu ton bawang, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Kita antisipasi lebih awal supaya harga tidak terlalu jatuh di tingkat petani, termasuk juga dengan ekspor," jelas dia.

Harga bawang merah, lanjutnya, mulai turun di tingkat petani menjadi Rp 10 ribu per kg. Akan tetapi, di tingkat konsumen, harga jual bawang merah Rp 30 ribu per kilonya.

"Memang kalau untuk bawang butuh waktu untuk memotong rantai pasok. Ini tidak bisa dalam waktu singkat," dia menegaskan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya