Optimisme Investor Terhadap Perekonomian AS Jadi Penekan Rupiah

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.314 per dolar AS hingga 13.327 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Apr 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 13:20 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank menunjukkan uang pecahan rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Pelemahan rupiah ini seiring dengan mata uang lainnya di Asia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis di awal pekan ini. Optimisme pelaku pasar akan perekonomian AS menjadi pendorong penguatan dolar AS. 

Mengutip Bloomberg, Senin (3/4/2017), rupiah dibuka di angka 13.323 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.322 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.314 per dolar AS hingga 13.327 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah menguat 1,11 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Idonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.324 per dolar AS, melemah tipis jika dibanding dengan penutupan pada perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.321 per dolar AS.

Dolar AS memang menguat di Asia pada perdagangan di awal pekan ini. Data ekonomi yang membaik dan juga komentar dari Pejabat Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) menjadi katalis bagi pergerakan dolar AS.

"Dolar AS mendapat dukungan setelah pekan lalu tertekan karena pelaku pasar melihat ketidakmampuan Presiden AS Donald Trump mengendalikan senat," jelas analis Daiwa Securities Mitsuo Imaizumi seperti dikutip dari Reuters. 

Pada pekan ini investor menunggu laporan non-farm payrolls yang diperkirakan akan membaik.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, penguatan dolar AS terus menekan nilai tukar di kawasan Asia termasuk rupiah. "Penguatan dolar juga terbantu pelemahan euro yang selain akibat sentimen Brexit," jelas dia. (Gdn/ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya