Ekspor Tesktil RI Diprediksi Capai US$ 22 Miliar di 2025

Beberapa tahun terakhir, ekspor TPT Indonesia memang tengah mengalami tren penurunan.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Apr 2017, 13:16 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 13:16 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memprediksi total ekspor tekstil dan ‎produk tekstil (TPT)‎ pada 2025 mencapai US$ 22 miliar. Pada tahun lalu, nilai ekspor TPT  sebesar US$ 11,9 miliar.

Ketua API Ade Sudrajat menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir, ekspor TPT Indonesia memang tengah mengalami tren penurunan. Pada 2013, nilai ekspor TPT sempat mencapai US$ 13,3 miliar. Namun pada tahun-tahun berikutnya mulai turun hingga hanya US$ 11,9 miliar di 2016.

‎"Kita alami tren menurun khususnya untuk ekspor. Ada beberapa hal yang perlu digali. Dunia berubah untuk mencari sistem ekspor baru. Ini yang tertinggi US$ 13,3 miliar di 2013, sekarang rendah, hanya US$ 11,9 miliar. Jadi turun sekitar US$ 1,2 miliar.‎ Ekspor kita juga masih didominasi pakaian jadi, sekian persen hanya tekstil lembaran, benang dan lain-lain," ujar dia di Kantor API, Jakarta, Rabu (12/4/2017).

‎Namun, adanya perjanjian perdagangan bebas ‎antara Indonesia dengan Uni Eropa yaitu Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (Indonesia-EU CEPA) diharapkan dalam meningkatkan ekspor TPT Indonesia ke negara-negara Benua Biru. ‎Perjanjian perdagangan bebas ini ditarget bisa dimulai pada 2020.

"Kerjasama perdagangan bebas dengan Uni Eropa perundingan sudah dimulai 2015, diharapkn bisa selesai 2019 jadi baru dimulai 2020.‎ Walau kita minta prioritas TPT tapi tidak bisa gitu juga karena scoop-nya luas. Kalau ini sudah disepakati pun harus dibahas di parlemen (negara) masing-masing," tutur dia.

Meski demikian, lanjut Ade, dengan adanya perjanjian perdagangan bebas ini bisa meningkatkan ekspor TPT Indonesia ke Uni Eropa hingga 300 persen. Peningkatan tersebut bisa lebih tinggi lagi jika ada kerja keras dari pemerintah untuk membenahi birokrasi dan perizinan bagi sektor industri.

"Di 2025 Indonesia sudah punya free trade dengan Uni Eropa. Perdagangan kita bisa meningkat 300 persen, kalau diimplentasikan di 2020. Sekarang ekspor US$ 1,2 miliar, bisa jadi US$ 3 miliar ke Uni Eropa. Ini dengan kerja biasa-biasa saja. Kalau kita tambah effort, ini dibenahi kebijakan ekspor impor, perizinan, perbaikan infrastruktur, (ekspor) bisa meningkat lebih tinggi lagi," tandas dia.

[vidio:]()

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya