Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali naik pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga emas adalah sentimen politik dan juga penurunan data perumahan yang membuat dolar AS tertekan.
Mengutip Reuters, Rabu (17/5/2017), harga emas di pasar spot naik 0,6 persen ke level US$ 1.237,85 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka naik 0,5 persen ke level US$ 1.236,40 per ounce.
"Dolar AS melemah hari ini dan mendorong kenaikan harga logam mulia di pasar spot maupun berjangka," kata analis Julius Baer, Carsten Menke.
Advertisement
Baca Juga
Indeks dolar AS yang merupakan indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS dengan beberapa mata uang utama dunia lain tergelincir ke posisi terlemah dalam lebih dari enam bulan terakhir.
Pelemahan tersebut terjadi setelah dua pejabat Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah mengungkapkan informasi rahasia kepada Menteri Luar Negeri Rusia mengenai sebuah operasi militer yang dilakukan oleh ISIS.
Dolar AS juga tertekan karena pelaku pasar melihat bahwa rencana Trump untuk memotong pajak bakal sulit untuk terlaksana.
Selain itu, data pembangunan perumahan di AS juga menunjukkan terjadi penurunan. Dengan adanya penurunan tersebut membuat investor sedikit sanksi dengan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.Â
Dengan adanya sentimen-sentimen tersebut, emas yang merupakan instrumen alternatif menjadi banyak permintaan. Harga emas pun kembali melambung. Emas memang menjadi pilihan investor di saat situasi politik dan ekonomi dalam ketidakpastian.
"Saya pikir memang dolar AS menjadi satu-satunya katalis pendorong kenaikan harga emas," jelas pendiri LOGIC Advisors, Bill O'Neill. (Gdn/Ndw)