Strategi Pemerintah dan BI Dongkrak Ekonomi Kalimantan

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan sangat bergantung dengan sumber daya alam khususnya komoditas tambang dan pertanian berbasis sawit.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 17 Jul 2017, 07:05 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 07:05 WIB
Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia dengan tema Mendorong Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional.
Rapat Koordinasi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia dengan tema Mendorong Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menggelar rapat koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah tiap kuartal. Rapat koordinasi yang digelar rutin tersebut mendatangkan perwakilan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengetahui permasalahan yang menyangkut perekonomian dan kemudian mencari solusi atas kendala tersebut.

Kali ini, rapat koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BI digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Adapun rapat kali ini mengangkat tema Mendorong Strategi Kebijakan Diversifikasi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah untuk Menjaga Momentum Perbaikan Ekonomi Nasional.

Dari pemerintah pusat, turut hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional telah mengalami perbaikan. Pada kuartal I 2017, ekonomi nasional tumbuh 5,01 persen.

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi ini belum merata lantaran sebagian besar masih ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa dan Sumatera. Jawa mengambil porsi 59 persen dari perekonomian nasional dan bisa tumbuh sebanyak 5,56 persen pada kuartal I 2017. Sementara, Sumatera mengambil porsi 22 persen dari perekonomian nasional dan tumbuh sebanyak 4,05 persen.

Pada kuartal I ini, ekonomi Kalimantan tumbuh 4,92 persen. Meski begitu, tren ekonomi Kalimantan dalam dua tahun terakhir tumbuh jauh di bawah ekonomi nasional.

"Kita mengetahui bahwa selama dua tahun terakhir 2015-2016 pertumbuhan ekonomi Kalimantan di kisaran 1,4 persen dan 2 persen. Begitu rendah dibandingkan dengan Jawa atau Sumatera. Di mana rata-rata pertumbuhan ekonominya ada kisaran 5 persen," kata Agus usai rapat tersebut, di Balikpapan, Kalimantan Timur seperti ditulis Senin (17/7/2017).

Mirisnya, perekonomian di Kalimantan Timur tercatat minus di tahun 2015-2016. Ekonomi Kalimantan Timur pada tahun 2015 tercatat minus 1,21 persen kemudian pada 2016 tercatat minus 0,38 persen. Ini berdampak pada rendah pertumbuhan regional Kalimantan.

"Kita kemudian menyelenggarakan rapat koordinasi ini di Balikpapan mengundang semua gubernur di Kalimantan untuk membahas tantangan yang dihadapi Kalimantan. Dan bagaimana solusi agar Kalimantan bisa pulih punya pertumbuhan yang kuat berkesinambungan dan inklusif," jelas dia.

Dari rapat tersebut, diketahui pertumbuhan ekonomi Kalimantan sangat bergantung dengan sumber daya alam khususnya komoditas tambang dan pertanian berbasis sawit. Sehingga, perekonomian pun menjadi rentan karena mengikuti pergerakan harga komoditas global.

"Karena harga dunia komoditas itu jatuh otomatis ekonomi Kalimantan menjadi sulit," kata dia.

Agus menuturkan, dalam diskusi yang digelar tertutup ini menemui titik terang, yakni supaya perekonomian Kalimantan tumbuh berkesinambungan mesti mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam. Ketergantungan itu dihilangkan melalui diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi.

Diversifikasi pun terbagi menjadi dua, yakni diversifikasi vertikal dan horisontal. Diversifikasi vertikal yang dimaksud ialah mendorong adanya hilirisasi. Sehingga, Kalimantan tidak bergantung pada komoditas mentah dan tidak punya nilai tambah.

"Kita mengharapkan kalau seandainya mengolah komoditas, jangan komoditas mentah atau komoditas primer yang dilakukan eksportir," ungkap dia.

Kemudian, diversifikasi horisontal ialah mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru. "Contohnya kita membangun sektor pariwisata, kita membangun perikanan, perkayuan akan membuat diversifikasi lebih luas dan akan membuat daya tahan," tambah dia.

Infrastruktur

Perbaikan infrastruktur 

Namun, Agus menuturkan itu saja tak cukup. Diversifikasi mesti dibarengi oleh perbaikan infrastruktur di Kalimantan. Infrastruktur yang dimaksud ialah konektivitas, listrik, dan energi.

Lalu, dibarengi pula oleh perbaikan pengembangan kawasan industri yang lengkap. Ini diharapkan dapat mengundang investor masuk ke Kalimantan dan mendorong penciptaan lapangan kerja.

"Itu membuat Kalimantan ke depan tidak lagi menjadi ekonomi yang berfluktuasi hanya karena komoditas naik atau turun di dunia," terang Agus.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan terus membangun konektivitas di Kalimantan. Sebagai contoh, pihaknya akan membangun beberapa bandara perintis di Kalimantan Utara.

"Bandara perintis Kaltara, 3 atau 4 titik di Kaltara. Karena mereka nggak bisa dijangkau darat," kata dia.

Budi Karya menuturkan, nilai investasi untuk bandara tersebut sekitar Rp 100 miliar. Pembangunan bandara ini akan menggunakan anggaran negara. Bisa saja, lanjutnya, menggunakan anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 atau APBN 2018.

"Nilai investasi kira-kira total Rp 100 miliar," ujar dia.

Budi Karya belum menyebut secara rinci titik mana saja yang akan dibangun bandara perintis ini. Meski demikian, dia mengatakan, penggunaan anggaran negara menimbang aspek keekonomian wilayah tersebut.

"Swasta jelas tidak mau, kecuali dia ada investasi, bandara perintis itu tidak ada uang," ungkap dia.

Sementara, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menuturkan, investasi di bidang energi turun tajam beberapa tahun terakhir. Sebab itu, pekerjaan penting saat ini ialah membangun ketahanan energi.

"Ke depannya energi akan jadi pembangun nasional di mana rantai pengeluaran tidak hanya sampai gas tersebut, raw material, tapi kalau bisa dikembangkan gas produk petrochemical yang memberikan added value jauh lebih besar," jelas dia.

Arcandra juga bilang, untuk pengembangan energi ini juga akan mendorong partisipasi daerah."Strategi ke depannya adalah participating interest daerah 10 persen," ujar dia.

Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya akan mendorong pembangunan Kalimantan yang terintegrasi. Hasil pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan kepala daerah.

"Tindak lanjut dari pertemuan ini segera ada usulan mengenai tata ruang Kalimantan Tengah (Kalteng) misalnya, kami akan segera rapat minggu depan memanggil pihak terkait apa masalahnya. Menyangkut di Kalimantan Timur (Kaltim), kita juga lihat beberapa potensi yang perlu segera kita selesaikan," ujar dia.

Dia menuturkan, pembangunan yang akan dilakukan mesti terintegrasi satu sama lain. Sehingga, memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.

"Itu semua terintegrasi dan itu kalau semua terjadi maka Kaltara akan kita selesaikan akan bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang besar seperti di Morowali menjadi sentra ekonomi," ujar dia.

Tidak hanya industri, pembangunan juga meliputi dari segi infrastruktur pendukung seperti pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya.

"Kemudian kita tindaklanjuti segera menyangkut masalah pelabuhan, lapangan terbang, sekarang semua program itu dilakukan terintegrasi. Jadi inisiasi BI untuk melakukan pertemuan semacam ini tiap 3 bulan ke depan, tiap daerah berbeda-berbeda saya kira akan langsung down to earth dapat menyelesaikan masalah di lapangan," tandas dia.

 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya