Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani meyakini, perekonomian Indonesia masih tumbuh positif, meskipun kinerja ekspor dan impor anjlok selama periode puasa dan Lebaran di Juni ini. Penurunan tersebut lebih disebabkan karena faktor musiman.
"Kita membacanya semester I ini dibanding periode sama tahun lalu, itu ekspornya naik 14 persen, dan impor naik 9 persen. Jadi kita melihat pertumbuhan ekonominya masih positif di Januari-Juni 2017," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/7/2017).
Sri Mulyani mengakui, penurunan kinerja ekspor dan impor pada Juni 2017 dipengaruhi faktor puasa dan libur Lebaran yang cukup panjang. Namun, laju ekspor impor diperkirakannya membaik di semester II-2017.
Advertisement
"Ini penyebabnya karena masalah Lebaran yang cukup panjang, sehingga nanti di Juli dan akan terlihat di Agustus atau semester II ini, momentum pertumbuhannya akan cukup positif," jelas Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Baca Juga
Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk sebelumnya mengungkapkan, nilai ekspor Indonesia di periode Juni mencapai US$ 11,64 miliar atau turun drastis 18,82 persen dibanding Mei 2017 yang sebesar US$ 14,35 miliar. Sedangkan dibanding realisasi Juni 2016 ‎sebesar US$ 13,21 miliar, ekspor di Juni 2017 turun 11,82 persen.
"Penyebabnya, faktor seasonality karena ada pergeseran Ramadan dana Lebaran," kata Kecuk.
Suhariyanto menuturkan, nilai ekspor di periode puasa dan Lebaran tahun ini jatuh di Mei dan Juni, masing-masing realisasi US$ 14,35 miliar dan US$ 11,64 miliar. Sementara tahun lalu, Ramadan dan Lebaran di periode Juni dan Juli 2016 masing-masing US$ 13,21 miliar dan US$ 9,65 miliar.
"Jadi trennya memang turun kalau puasa dan Lebaran. ‎Karena pengaruh siklus Lebaran di Juni ini, ada libur 5 hari dan larangan kendaraan truk melintas di jalan tol mulai H-7, sehingga ekspor turun. Tapi trennya bakal naik lagi setelah Lebaran," ujar dia.
Data BPS menunjukkan, total nilai ekspor Januari-Juni menjadi US$ 80 miliar atau naik 14,03 persen dibanding Januari-Juni 2016 yang sebesar US$ 70,1 miliar. Nilai ekspor nonmigas naik 13,73 persen menjadi US$ 72,4 miliar
Sementara itu, menilik kinerja impor Indonesia pada Juni ini anjlok 27,26 persen menjadi US$ 10,01 miliar dibanding Mei 2017. Sedangkan dibanding realisasi Juni 2016 yang sebesar US$ 12,10 miliar, nilai impor bulan keenam ini melorot 17,21 persen.
Impor migas turun 9,79 persen menjadi US$ 1,61 miliar di Juni ini dan nilai impor nonmigas merosot lebih tajam 29,88 persen dibanding periode Mei 2017.
"Jadi total impor Januari-Juni 2017 atau di semester I ini mencapai US$ 72,33 miliar atau naik 9,60 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 65,99 miliar. Total impor nonmigasnya naik 5,94 persen menjadi US$ 60,70 miliar," pungkas Kecuk.
Â
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â