Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia menguat seiring penguatan dolar usai pemimpin Korea Utara mengisyaratkan untuk menunda rencananya menembakkan rudal ke Guam. Ini meredakan ketegangan dan mendorong investor untuk kembali ke aset berisiko.
Melansir laman Reuters, Selasa (15/8/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sementara indeks Korea Selatan naik 0,6 persen dan Australia 0,7 persen. Indeks saham Nikkei Jepang naik 1,2 persen terpicu pelemahan yen.
Sebelumnya, Wall Street ditutup menguat usai turun pada pekan lalu terdampak aksi jual. Dengan indeks S&P 500 membukukan persentase kenaikan terbesar dalam satu hari sejak April terpicu meredanya kekhawatiran konflik antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
Baca Juga
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 135,39 poin, atau 0,62 persen, menjadi 21.993,71, sementara indeks S&P 500 menguat 24,52 poin, atau 1,00 persen, ke posisi 2.465,84. Adapun Nasdaq Composite bertambah 83,68 poin, atau 1,34 persen, ke level 6.340,23 poin.
Saham teknologi memberikan indeks dorongan terbesar. Dengan saham Apple naik 1,5 persen, sementara indeks teknologi S & P 500 naik 1,6 persen.
Advertisement
"Kami mendengar jika Korea Utara menyatakan akan menunggu, sementara Trump tidak mengatakan apa-apa. Ini berbeda dibandingkan respons sebelumnya yang penuh kemarahan,'" kata Mitsuo Imaizumi, Kepala Strategi di Daiwa Securities.
Kantor Berita Korea Utara sebelumnya menyatakan Pemimpinnya Kim Jong Un masih menunggu reaksi Amerika Serikat (AS) sebelum benar-benar membuat keputusan untuk menembakkan rudal ke Guam.
Presiden Donald Trump memang tidak terdengar mengeluarkan kata-kata untuk Pyongyang, tetapi Menteri Pertahanan Jim Mattis, memperingatkan jika militer AS akan siap untuk mencegat rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara ke Guam. "Itu menambahkan kabar baik untuk dolar, tapi berita buruk bagi yen," kataku.
Dolar naik 0,4 persen terhadap Yen ke 110,06 yen. Sementara euro naik 0,4 persen menjadi 129,69 terhadap Yen.
Tonton video menarik berikut ini: