Gunung Agung Masuk Fase Kritis, Pasokan Listrik Masih Normal

PT PLN Distribusi Bali menyatakan, saat ini penyaluran listrik ‎di wilayah sekitar Gunung Agung masih berjalan normal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Sep 2017, 12:44 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 12:44 WIB
Gunung Agung
Pemandangan Gunung Agung dari Karangasem di pulau resor Bali, Indonesia (24/9). Letusan gunung Agung terjadi antara tahun 1963 dan 1964 menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN Distribusi Bali menyatakan, saat ini penyaluran listrik ‎di wilayah sekitar Gunung Agung masih berjalan normal. Walau erupsi Gunung Agung tersebut saat ini masuk fase kritis.

Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Bali‎ I Gusti Ketut Putra mengatakan, saat ini PLN belum memadamkan listrik di wilayah sekitar Gunung Agung.

"Masih tetap normal, belum ada pemadaman," kata Putra, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Selasa (26/9/2017).

Putra mengungkapkan, normalnya pasokan listrik di wilayah sekitar Gunung Agung, ditandai dengan masih beroperasinya Gardu Induk (GI) Amalapura yang menyalurkan listrik di wilayah tersebut. "Gardu Induk Amalapur‎a masih beroperasi," ujar dia.

Putra mengatakan, PLN Distribusi Bali telah‎ menyiapkan pasokan listrik untuk posko pengungsian, dengan menyediakan genset. Saat ini sudah 13 posko yang mendapat pasokan listrik dari PLN. "Semua posko sudah kami support listriknya dan genset," ucap Putra.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Aktivitas vulkanik Gunung Agung semakin terus meningkat,‎ pergerakan magma ke permukaan juga makin meningkat yang mengindikasikan magma terus bergerak ke permukaan. Indikasi ini terlihat dari meningkatnya frekuensi gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal dan gempa tektonik lokal.

"Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG, jumlah gempa vulkanik dalam 564 kali, gempa vulkanik dangkal 547 kali dan gempa tektonik lokal 89 kali pada Senin 25 September 2017. Jumlah kejadian gempa ini lebih besar daripada sebelumnya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis.

Gunung Agung saat ini memasuki fase kritis. Meski sudah dinyatakan status Awas (level IV) sejak 22 September 2017, bukan jaminan akan pasti meletus. Tergantung pada kekuatan dorongan magma.

"Jika kekuatan dorongan besar dan mampu menjebol sumbat lava maka akan terjadi letusan. Peluang terjadi letusan cukup besar. Namun tidsk dapat dipastikan kapan meletus. Sampai saat ini Gunung Agung belum meletus," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya