Bos OJK: Modus Investasi Bodong Pakai Tokoh untuk Gaet Nasabah

Investasi bodong selalu memberikan penawaran imbal hasil yang menggiurkan pada nasabah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Okt 2017, 20:45 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2017, 20:45 WIB
OJK
Ketua DK OJK yang baru, Wimboh Santoso saat mengikuti pelantikan, Jakarta, Kamis (20/7). Anggota DK OJK periode 2017-2022 tersebut yakni Wimboh Santoso sebagai Ketua DK OJK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara dilakukan pihak tertentu untuk menarik nasabah supaya terlibat dalam investasi bodong. Cara yang kerap dipakai ialah menawarkan untung besar hingga memakai tokoh masyarakat supaya meyakinkan calon nasabah.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam Diskusi Publik GK Center Waspada Investasi: Bagaimana Menghindari Penipuan Investasi di Jakarta, Sabtu (7/10/2017).

"Dan kadang-kadang yang bisa meyakinkan, membawa tokoh, tokoh yang sudah diterima masyarakat," kata dia.

Padahal, dia mengatakan, tokoh yang dibawa tersebut belum tentu mengerti terkait investasi ini. "Mungkin bapak tokohnya nggak ngerti juga," ungkap dia.

Wimboh mengatakan, investasi bodong memberikan penawaran yang menggiurkan pada nasabahnya. Hal tersebut seperti yang terjadi belakangan ini. Sebut dia, kasus First Travel. "First Travel jelas tidak rasional, mau umrah dengan murah," ujar dia.

Begitu juga Talk Fusion. Talk Fusion menawarkan keuntungan yang besar pada para nasabahnya.

"Ada Talk Fusion barangnya tidak perlu. Barangnya bisa program apalah program tidak ngerti, kalau beli program itu bayar Rp 350 ribu, tapi kalau sudah anggota bisa menggeret tiap bawa satu anggota misal dapat fee Rp 75 ribu. 10 anggota dapat Rp 750 ribu," tukas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya